Sudah 3 kali di pagi ini, Fia (5 tahun) berlari ke arah meja di ruang tengah. Rupanya, ia mengincar sebuah boneka katak yang disimpan di atas meja, persis di sebelah televisi. Tangan mungilnya meraih boneka katak dan memeriksa kepalanya. Dia berteriak, “Bunda… mana rambut si Kodok? Katanya rambutnya bakal tumbuh. Kok aku belum lihat sih rambutnya?” Tak sabar, Boneka katak tersebut dibawanya ke arah Bunda sambil disodorkan ke arahnya. Boneka yang disebut si Kodok itu adalah boneka Horta. Boneka yang sengaja ditanamkan bibit rumput di kepalanya agar bisa tumbuh setelah direndam air dan rutin disiram. Bahkan, setelah rumput di kepala itu tumbuh, anak bisa berkreasi dengan menguntingnya beraneka model.

Seorang ibu muda yang dipanggil Bunda, mengambil boneka tersebut sambil tersenyum simpul dan berusaha menjelaskan sebisanya. Ia menjelaskan, bahwa tanaman perlu dirawat dengan teratur dan menekankan kalau lalai menyiraminya, maka rumput tidak akan tumbuh bahkan akan mati. Sembari menyisipkan pesan-pesan mengenai kesabaran, ia juga mengajari bahwa segala sesutu membutuhkan proses.

Bunda sangat senang melihat antusias putrinya. Ia senang menemukan media untuk mengajarinya banyak hal, namun tidak menggurui, bahkan bisa sambil bermain. Ia bisa mengajari puteri mungilnya mengenai pentingnya proses, kesabaran, sekaligus juga mengajari cinta lingkungan dan tanaman. Yah, tak sengaja ia menemukan boneka Horta di sebuah pameran produk Indonesia di Jakarta. Begitu melihat boneka tersebut, ia langsung tertarik dan membelinya beberapa buah. Kebetulan, sang puterinya yang mungil sangat gembira mendapatkan hadiah boneka ‘si Kodok’ itu.

Inovasi dari Kota Hujan

Boneka Horta dikembangkan oleh para mahasiswa IPB Departemen Agronomi Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB (Institut Pertanian Bogor). Adalah sang Dosen yang menemukan boneka serupa itu di Belanda. Sekembalinya dari negeri kincir angin itu, Bu Dosen mengajak para mahasiswanya untuk mengembangkannya. Ajakan Ibu Dr. Ir. Ni Made Armini Wiendi, (Dosen Bioteknologi Tanaman, Departemen Agronomi Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB) ini bersambut. Para mahasiswa yang berjumlah 7 orang tersebut melakukan inovasi hingga muncullah boneka Horta.

Seiring dengan waktu, boneka Horta kerap muncul di berbagai media dan mengikuti pameran di berbagai kota. Boneka edukatif itu pun banyak yang menyukainya. Kini, boneka Horta berkembang menjadi bisnis yang dijalankan oleh 3 orang alumni IPB. Untuk pembuatannya, dibantu oleh ibu-ibu di sekitar lokasi dekat kampus.

Boneka yang pernah masuk rekor Muri ini juga pernah mendapat penghargaan sebagai pemenang produk inovatif dari salah satu perguruan tinggi Bandung. Kini, boneka ini tak hanya menjadi sarana edukatif anak, namun dapat menjadi alternatif hadiah atau souvenir perusahaan, untuk acara ulang tahun, pernikahan, dan berbagai acara lain. Untuk melihat contoh produk atau membeli, dapat dilihat di laman resminya di bonekahorta.blogspot.com. (1008)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?52609

Untuk melihat artikel Sana-Sini lainnya, Klik disini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

____________________________________________

Supported by :