Setelah menampilkan Antigoneo Oktober tahun lalu, Teater Koma
kembali menampilkan pertunjukan ke 126 untuk memperingati ulang
tahunnya yang ke 35. Teater Legendaris itu menampilkan Sie Jin Kwie di Negeri Sihir yaitu kisah Jendral Besar Sie Jin Kwie berlatar belakang dinasti Tang pada abad 7.

Ada tiga tokoh utama; Rangga Riantiarno berperan sebagai Sie Jin
Kwie. Dua tokoh utama lain yang ditakdirkan menjadi suami-isteri namun
sulit untuk bersatu adalah Hwan Li Hoa (musuh dari pasukan
Tang-diperankan oleh Tuti Hartati) dan Sie Teng San (diperankan oleh Ade
Firman Hakim).

Dikisahkan Jenderal Besar Sie Jin Kwie memimpin pasukan Tang
berperang ke barat. Dalam pertempuran, Sie Jin Kwie luka parah dan
nyaris sekarat. Arwahnya sempat melayang ke akhirat. Sebelum
dikembalikan ke dunia fana oleh para Dewa, Sie Jin Kwie diperlihatkan
masa depan. Kelak ia akan menemui ajal di tangan putranya sendiri, Sie
Teng San.

Sie Teng San adalah putera Sie Jin Kwie. Ia meninggal karena terkena
panah sang ayah ketika usianya 12 tahun, tapi ia dihidupkan kembali
oleh dewa dan dijadikan murid oleh seorang pertapa sakti. Lantas Sie
Teng San diperintahkan membantu sang ayah keluar dari kepungan musuh di
negeri seberang.

Di sana Sie Teng San bertemu dengan Hwan Li Hoa, seorang gadis sakti
dan pemberani. Oleh gurunya ia diramalkan berjodoh dengan Sie Teng San.
Permasalahnya adalah ayah Hwan Li Hoa adalah jenderal pasukan Seeliang,
musuh kerajaan Tang.

Kisah asmara Sie Teng San dan Hwan Li Hoa dihadapkan dengan berbagai
rintangan karena mereka berasal dari dua negeri yang tengah bermusuhan.
Tapi mereka pada akhirnya akan bersatu karena sudah ditakdirkan
berjodoh.

Lakon-lakon “Sie Jin Kwie di Negeri Sihir” dimainkan secara dramatis,
diiringi musik, lagu, dan gerak yang memukau. Penataan artistik
membungkusnya dengan indah. Pertunjukan ini berlangsung selama lima jam
dan satu kali break 15 menit , namun jauh sekali dari rasa bosan dan mengantuk. Pertunjukan baru usai pada pukul 00.30.

Banyak hal yang membuat penonton sangat menikmati teater ini. Materi
ceritanya yang klasik dan konflik-konflik yang kompleks tapi dikemas
dengan baik sehingga penonton bisa dengan mudah mengerti. Tata musik, make-up
dan kostum yang sangat total mengingatkan pada opera tradisional Cina
yang sering ada di film-film silat. Begitu juga tata artistik yang cukup
detail dan unik membuat penonton memuji lakon ini.

Khusus untuk kostum meskipun dengan desain Cina tempo dulu,
namun sengaja dipadukan dengan kain Batik pesisir / Lasem yang kaya
warna dan banyak mendapat pengaruh Cina peranakan. Menurut pimpinan
Teater Koma, Nano Riantiarno , untuk memilih motif-motif batik yang
akan dipakai, dia dan tim kostum mengadakan riset berbulan-bulan di
beberapa kota pesisir penghasil batik di Indonesia.

Busana-busana ini dirancang oleh Rima Ananda dan suaminya, Subarkah
Hadisarjana. “Berbeda dengan dua pementasan sebelumnya di mana kostum
asli China dan harus meminjam ke museum Sie Jin Kwie,” kata Nano. Ide
kostum Cina peranakan ini diilhami dalang wayang kulit China-Jawa, Gan
Thwan Sing, yang menciptakan lebih dari 900 sosok wayang berwujud
kesatria Cina berbusana batik Jawa dalam setiap pertunjukannya di zaman
kolonial hingga 1966. Ketika diterapkan di kostum Teater Koma, hasilnya?
Tiga ratus kostum megah yang keindahannya bisa membuat orang berdecak
kagum !

Sie Jin Kwie di Negeri Sihir adalah kisah ketiga dari trilogi Sie Jin
Kwie yang diadaptasi dari roman epik negeri Tiongkok karya Tio Keng
Jian & Lok Dan Chung. Kisah pertama berjudul Sie Jin Kwie Menolak
Anugrah Raja, dipentaskan tahun 2010 lalu di tempat yang sama, Graha
Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki. Kisah kedua adalah Sie Jin Kwie
“Kena Fitnah” dipentaskan tahun 2011. Pada episode ini Sie Jin Kwie mendapatkan cobaan terberat dalam hidup, ia difitnah setelah memutuskan menerima titah raja.

Seperti pada pertunjukan teater sebelumnya, kelompok teater ini juga
menampilkan wayang untuk menggambarkan cerita yang dilompati dalam
pertunjukan itu. Wayang ini sangat membantu karena banyak adegan yang
dilewati dan diceritakan oleh sang wayang. Menurut Nano, kalau mengikuti
naskah awal secara rinci, maka panjang drama ini bisa mencapai 8 jam.

Kehadiran Budi Ros, anggota senior Teater koma, sebagai dalang
membawakan wayang dengan sangat lucu sehingga membantu menjembatani
alur cerita antar adegan. Wayang itu dijuluki Wayang Tavip (karena
diciptakan oleh M. Tavip), terbuat dari plastik warna-warni dan
dimainkan dengan siluet layaknya wayang kulit biasa, sehingga
menghasilkan gambar-gambar visual yang sangat bagus.

Pada ulang tahunnya kali ini, Teater Koma masih disponsori oleh Djarum Foundation dan memberikan 550 tiket kepada 350 orang guru, 100 mahasiswa, dan 100 orang pekerja seni peran di Jakarta.

Sie Jin Kwie di Negeri Sihir ini dimainkan di Taman Ismail Marzuki Jakarta (TIM)
dari tanggal 1-31 Maret 2012. Libur pertunjukan hanya setiap hari
Senin. Harga tiket berkisar dari Rp50.000 – Rp.150.000 (Selasa – Kamis)
dan Rp75.000 – Rp200.000 (Jumat- Minggu)

Tim Produksi Sie Jin Kwie 3 “Sie Jin Kwie di Negeri Sihir”

Pimpinan Produksi : Ratna Riantiarno
Manajer Panggung : Sari Madjid
Musik : Idrus Madani dan Ferro Aldiansyah Stefanus
Penata gerak : Elly Luthan
Tata Cahaya : Iskandar K. Loedin
Tata Rias & Rambut : Sena Sukarya
Tata Suara & Akustik : Totom Kodrat
Skenografi : Onny K. dan Syaeful Anwar
Pengarah Teknik : Tinton Prianggoro
Grafis : Radika
Instruktur Vokal : Naomi Lumban Gaol

Untuk share artikel ini, Klik www.Kabarinews.com/?37962

Untuk melihat artikel Seni lainnya, Klik disini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :