KabariNews –  Pemenang Startup Sprint asal kota Surabaya unjuk gigi di Silicon Valley, AS. Adalah Delihome, perusahaan rintisan yang berbasis teknologi ini melakukan aksinya di kota Silicon Valley setelah melalui perjalanan panjang dan melalui rangkaian kompetisi di kota Surabaya selama beberapa bulan lalu yang akhirnya lolos menjadi tim representatif Stratup Sprint dari Surabaya.

Perusahaan yang berorientasi pada teknologi  ini mampu menciptakan aplikasi yang memberikan manfaat dan kemudahan bagi pengguna akses internet untuk melakukan suatu transaksi  makanan dan mempunyai tujuan utama untuk mempermudah pendistribusian masakan bagi ibu rumah tangga maupun para pelaku UKM kuliner di Surabaya. Boleh dikatakan Delihome menjadi katalisator antara penjual dan pembeli makanan.

Delihome-Dok.Delihome-2Delihome yang merupakan founder aplikasi food delivery masaku.com  melakukan perjalanan ke kota Silicon Valley yang merupakan rumah dan tempat berkiblatnya para pelaku Startup di seluruh dunia serta melakukan kunjungan ke perusahaan inkubator Start up level dunia seperti Google, Facebook, Code for Amerika, WeWork Transbay, Start X, Start Weekend dan GSV Labs.  Founder Delihome, Andree Wijaya, james Junianlie dan Elisabeth Be, melakukan kunjungannya selama empat hari untuk menambah wawasan tentang ekosistem Startup global yang kemudian akan dibagikan kepada anak muda di Indonesia.

Menurut tiga anak muda Indonesia ini, ada hal yang menarik dalam kunjungan ke perusahaan startup level dunia di kota Silicon valley, seperti saat berkunjung ke Code For Amerika, perusahaan inkubator yang selalu mengembangkan civic tech, yang mendorong layanan pemerintah untuk di implementasikan ke masyarakat luas. Salah satu contoh Startupnya, yaitu BlightStatus yang merupakan aplikasi yang menyimpan semua data orang yang terkena bencana untuk mempermudah pemerintah dalam menyalurkan bantuan. Ini yang menjadi inspirasi bagi founder Delihome untuk mengembangkan dan menumbuhkan dalam budaya untuk selalu solving problem.

Founder Delihome menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke Google dan Facebook, dua perusahaan Startup raksasa yang canggih untuk terus berkembang. Salah satunya soal kultur  dan nilai yang mereka tanamkan kepada karyawannya. Di perusahaan Facebook, mereka menyebarkan nilai “move fast and breakthings”, dimana setiap orang didorong untuk bergerak cepat, sehingga menghasilkan sesuatu dengan cepat dan terus menghasilkan. Di Google, mereka menyebarkan nilai “don’t be evil”, dimana Google mengajarkan kepada karyawannya untuk tidak tamak pada keuntungan, melainkan fokus pada kebutuhan orang banyak. Kultur kedua perusahaan raksasa sangat kuat untuk mengarahkan pada branding and positioning yang baik bagi perusahaan. Sejak awal founder Startup harus memikirkan kultur sebagai fondasinya”

Di Facebook, terlihat jelas kolaborasi dengan tidak adanya penyekat ruangan karyawan dengan atasan, bahkan Mark Zuckerberg dan Sheryl Sandbegr juga menempati satu ruangan dengan karyawannya. Hal itu karena perusahaan Facebook semua orang bisa approchable, terbuka satu sama lain dan bisa berkolaborasi.

Setelah menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke Google dan Facebook, founder Delihome menceritakan juga pengalamannya saat berkunjung ke GSV Labs. Mereka belajar tentang bagai mana seluruh elemen yang dibutuhkan Startup untuk bisa berkolaborasi dalam satu tempat, mulai dari investor, calon Startup, IT support. Mentor, hosting company dan sebagainya. GSV Labs, merupakan inkubator yang membantu entrepreneur untuk berinovasi dalam skala global.

Dari segi lokasi tak ada yang istimewa dari kota Silicon Valley. Malah, tempat kehidupan mereka gersang dan banyak imigran, sehingga mendorong mereka untuk bekerja keras. Sementara Indonesia, yang mempunyai  kekayaan sumber daya alam yang jauh lebih bagus, seharunya lebih mudah untuk berkembang.

“Silicon valley adalah kota biasa, tapi tekad, kemauan, dan mindset penduduknya yang mampu mengubah menjadi surga bagi Startup dunia”, ujar Andree selaku CEO Delihome.

“Delihome sangat yakin, bahwa semua yang ada di kota Silicon Valley, sebenarnya sudah ada di Surabaya termasuk co-working space, program inkubasi, mentor network dan dukungan pemerintah. Kedepannya perlu adanya perubahan, terutama mindset anak mudanya dibentuk untuk solving problems, kita bisa membuat Startup yang menyelesaikan masalah dengan menggunakan teknologi untuk impact yang masif, bukan hanya untuk masyarakat Surabaya, tapi untuk masyarakat Indonesia”.

Untuk itu, Delihome bertekad akan terus mengembangkan dan mendorong Startup rintisan di Indonesia untuk naik ke permukaan dalam kancah global. “Bulan depan, kami akan lakukan launching, tolong doakan”, ujar Andree.