Dr. Taruna Ikrar
University of California, School of Medicine, Irvine, USA

Kecemasan dan Penderitaan

Tumor merupakan penyakit yang mengkhawatirkan bagi sebagian besar orang.
Sehingga penyakit ini menjadi momok yang menakutkan. Bisa dibayangkan
perasaan sang penderita dan keluarganya, jika dokter mendiagnostik bahwa
sang pasien menderita tumor, apalagi kalau letak tumor tersebut berada
pada organ yang sangat vital bagi kehidupan, yaitu otak. Pada
prinsipnya, tumor otak adalah neoplasma atau benjolan padat didalam
rongga kepala, yang merupakan suatu pertumbuhan abnormal sel-sel di
dalam otak atau sumsum tulang belakang.

Tumor otak mencakup semua tumor di dalam tengkorak, tumor ini terjadi
akibat pembelahan sel yang abnormal dan tidak terkendali, biasanya di
dalam otak berupa neuron, sel-sel glial, jaringan limfatik, pembuluh
darah, dan kelenjar merupakan bagian yang bisa terkena tumor otak.
(Gambar 1: Potongan otak manusia yang menderita Tumor)

Setiap tumor otak secara inherent serious dan mengancam nyawa karena karakter yang invasif dan infiltrasi dalam ruang terbatas rongga intracranial Tumor otak atau neoplasma intracranial
bisa berupa kanker yang bersifat ganas dan ada juga yang bersifat
jinak. Namun hal ini berbeda dari tumor pada umumnya yang terjadi pada
organ yang lain. Semua tumor yang terjadi pada otak akan berakibat
fatal.

Tingkat ancaman tergantung pada kombinasi faktor seperti jenis tumor,
lokasi, ukuran dari tumor tersebut. Karena otak dilindungi dengan baik
oleh tengkorak, deteksi dini tumor otak hanya terjadi ketika alat
diagnostik diarahkan pada rongga intracranial. Biasanya deteksi
terjadi pada tingkat parah ketika kehadiran tumor memiliki efek samping
yang menyebabkan gejala-gejala yang bersifat fatal.

Gejala Tumor Otak

Gejala neoplasma pada otak dapat dibagi dalam 3 kategori utama:

a). Meningkatnya Tekanan Intracranial (Rongga Otak): hal ini disebabkan oleh pembesaran tumor atau meluasnya edema,
yang secara klinis berakibat berupa sakit kepala, muntah (kadang-kadang
tanpa mual), kondisi kesadaran yang menurun (mengantuk, koma),
pembesaran pupil mata pada sisi yang menderita (anisocoria), cakram
optik menonjol pada pemeriksaan funduskopi mata (papilledema). Walaupun
ukuran tumor kecil, tetapi bisa berdampak dan menghalangi perjalanan
cairan otak yang pada akhirnya memperparah tekanan didalam intracranial tersebut. Peningkatan tekanan intracranial dapat mengakibatkan perpindahan bagian-bagian tertentu dari otak, seperti cerebellar atau uncus temporal, sehingga kompresi batang otak dapat mengakibatkan mematikan.

b). Kelainan fungsi tergantung pada lokasi
tumor dan kerusakan yang menyebabkan struktur otak sekitarnya dapat
terganggu, berupa kompresi atau infiltrasi. Semua jenis gejala
neurologik dapat terjadi, seperti; gangguan kognitif dan perilaku
berupa: kehilangan memori, kurangnya, gangguan orientasi, gangguan
kepribadian atau emosi perubahan, kelumpuhan, kehilangan rasa, gangguan
berbicara, gangguan penglihatan, gangguan penciuman, gangguan
pendengaran, kelumpuhan wajah, penglihatan ganda, tetapi gejala yang
lebih parah juga mungkin terjadi seperti: kelumpuhan pada satu sisi
bagian tubuh. Dengan demikian kelainan fungsi sangat ditentukan oleh
letak dan lokasi tumor. Lokasi tumor juga akan menentukan tingkat
keparahan efek yang diderita oleh pasien.


c). Iritasi: yang ditandai dengan, kelelahan, tremor, bahkan epilepsi.
Gejala diatas diperlihatkan oleh hampir semua penderita tumor otak, baik
berupa tumor (neoplasma) maupun tumor ganas (Kanker yang
bermetastase).
Sehingga dengan demikian, jika ada gejala awal berupa rasa sakit kepala
yang dirasakan dalam waktu yang lama, sebaiknya diperiksakan ke dokter,
untuk menegakkan diagnostik lebih awal, untuk mencegah keparahan
penyakit dan pengobatan lebih dini.

Cara Memastikan Adanya Tumor Di Dalam Otak

Diagnosis ditentukan berdasarkan anamnesis atau wawancara keluhan
pasien. Yang dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik dan klinis penderita
serta diakhiri dengan pemeriksaan penunjang berupa: pemeriksaan
laboratorium untuk menghilangkan kemungkinan infeksi sebagai penyebab
dari gejala, pemeriksaan ophthalmological otolaryngological, electrophysiological, electroencephalography (EEG), bahkan dengan alat diagnostik tercanggih yaitu: computed tomography (CT)-scan dan Magnetic Resonance Imaging (MRI). (Gambar 2: Tumor nyata terlihat bulat berwarna hijau, deteksi dengan menggunakan MRI).

Diagnosis pasti dari tumor otak hanya bisa dikonfirmasi dengan
pemeriksaan histologis sampel jaringan tumor yang diperoleh dengan cara
biopsi otak atau operasi terbuka. Pemeriksaan histologi sangat penting
untuk menentukan perawatan yang tepat dan prognosis yang benar.
Pemeriksaan ini, dilakukan oleh ahli patologi, biasanya memiliki tiga
tahap: pemeriksaan interoperative jaringan segar, pemeriksaan
mikroskopis awal jaringan disiapkan, dan pemeriksaan tindak lanjut dari
jaringan disiapkan setelah imunohistokimia atau analisis genetik.

Tantangan dan Harapan Masa Depan

Melihat kondisi pasien penderita tumor otak dengan berbagai
penderitaannya, tentunya menantang para ahli kedokteran untuk menemukan
suatu pengobatan dengan sebuah harapan menyembuhkan dan menghilangkan
penderitaan pasien-pasien tumor otak. Dewasa ini, ada beberapa obat dan
metode pengobatan penderita penyakit tumor otak.

Jika tumor otak tersebut merupakan tumor ganas atau bermetastase, para dokter akan melakukan pengobatan dengan Stereotactic radiosurgery (SRS) atau bahkan Wholebrain Radiation Therapy (WBRT),
hal ini dilakukan dengan pemberian radiasi sinar khusus kesebagian atau
bahkan keseluruh otak untuk mencegah perkembangbiakan sel-sel tumor
yang berada didalam otak tersebut.

Selain dengan cara radiasi, disertai pula pemberian chemotherapy yang
dosisnya akan disesuaikan dengan besarnya tumor serta tingkat
penyebarannya. Selama ini chemotherapy yang banyak digunakan untuk tumor otak adalah Temozolomide yang pemberiannya setiap 5 hari sekali (Lancet Oncol 2001; 2: 552–60). Selama proses pengobatan chemotherapy juga akan disertai dengan monitoring otak dengan menggunakan perangkap alat yang disebut MRI (Magnetic Resonance Imaging), untuk melihat perkembangan dan kemajuan pengobatan. (Gambar 3: Ilustrasi pengobatan tumor dengan Chemoterapy)

Sampai dengan dewasa ini ketiga jenis pengobatan diatas, baik berupa cara operasi, radiasi, maupun chemotherapy
masih memiliki keterbatasan yaitu tingkat toksisitas obat yang sangat
tinggi, serta efek samping yang menyertainya masih besar, dan tingkat
kemampuan hidup 5 tahun (five survive level) yang masih rendah.

Dimasa depan para ahli akan mengembangkan sistem pengobatan gene therapy (Gambar 4: Ilustrasi metode pengobatan Gene Therapy), dengan suatu harapan keterbatasan pengobatan dewasa ini dapat diatasi.

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?36196

Untuk

melihat artikel Amerika / Kesehatan lainnya,
Klik

disini

Mohon
beri nilai dan komentar di
bawah artikel ini

____________________________________________________

Supported

by :