KabariNews – Tarpin Iswahyudi (51), warga Desa Tumpang, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur berhasil pecahkan rekor dunia berjalan mundur sejauh 298 KM. Tarpin bisa dibilang jadi satu-satunya orang di dunia yang bisa mendaki dan menuruni dua gunung sekaligus dengan berjalan mundur. Tak hanya ingin memecahkan rekor, aksinya kali ini juga sebagai upaya mengingatkan kepada umat manusia untuk menjaga kebersihan lingkungan.

Dua gunung yang berhasil ditaklukkan Tarpin dengan berjalan mundur, yakni gunung Bromo yang memiliki ketinggian 2.329 diatas permukaan laut dan gunung Semeru dengan ketinggian 3.3676 diatas permukaan laut. Kedua gunung tersebut berada dikawasan Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru (TNBTS). “Saya berjalan mundur menuju gunung Bromo dan gunung Semeru, kemudian kembali ke Malang, perkiraan waktu tempuh 9 hari. Mohon doanya”, kata Tarpin pada awal start perjalanannya.

Tarpin memulai perjalanannya pada tanggal 25 Oktober 2016 dari Kampung Celaket, Kota Malang, bertepatan dengan diselenggarakannya festival Kampung Celaket 2016. Untuk kemudian menuju ke Kecamatan Tumpang melalui jalan arteri dan jalan protokol. Dari Kampung Celaket kota Malang menuju ke Kecamatan Tumpang sebagai perhentian pertama (etape) berjarak sekitar 30 KM. Jarak tersebut mampu ditempuh Tarpin dalam waktu lima jam (Start 17.00-  pemberhentian pertama Kecamatan Tumpang 22.00 WIB). Karena hari sudah mulai gelap, Tarpin memutuskan untuk istirahat dan melanjutkan perjalanan keesokan harinya. “Waktu istirahat saya manfaatkan untuk mempersiapkan mental” ungkap Tarpin.

Dalam menjalankan aksinya ini, Tarpin mendapatkan banyak dukungan luar biasa dari keluarga, teman, dan warga Kecamatan Tumpang. Dukungan dari berbagai pihak tersebut menjadi modal semangat untuk melanjutkan perjalananya menuju Desa Jarak Ijo, Kecamatan Poncokusumo, tempat perhentian (etape) kedua.

Lanjut ke dusun Jemplang dan gunung Bromo. Setelah mencapai puncak gunung Bromo, Tarpin turun untuk menunuju ke dusun Jemplang kembali dan menuju ke Desa Ranu pane  untuk mengakhiri perjalanannya di etape ketiga untuk beristirahat semalam. Setelah dirasa cukup untuk beristirahat, pada tanggal 28 Oktober 2016, Tarpin mendaki ke gunung Semeru, hingga sampai Kalimati. Tanggal 29 Oktober 2016, ia menuju puncak Mahameru dan turun kembali ke Kalimati. Dan tanggal 30 Oktober 2016, ia turun menuju Desa Ranu Pane dan beristirahat.

Tanggal 31 Oktober 2016, Tarpin meneruskan perjalanan pulang melewati desa Ngadas, Gubuk Klakah, dan finish di desa Tumpang untuk mengakhiri rangkaian perjalanan dari pemecahan rekor dunia dengan berjalan mundur. Sebelumnya rangkaian perjalanan yang diperkirakan akan memakan waktu selama 9 hari, ternyata Tarpin hanya butuh waktu 7 hari saja.

Atas prestasinya, Tarpin langsung mendapatkan penghargaan dari Bupati Malang, Rendra Kresna dan dari LAPRID (Lembaga Prestasi Indonesia-Dunia) berupa piala, piagam, dan uang motivasi yang diserahkan pada tanggal 1 November 2016 di Pendopo Kabupaten Malang.(Yan-Jatim)