KabariNews – Perancang busana Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata. Mereka tak hanya mampu mengembangkan sayap bisnisnya ke dunia internasional, namun sekaligus menjadi duta kebudayaan Tanah Air.

Dengan mengedepankan tema kebudayaan Lombok, Nusa Tenggara Barat, tiga perancang busana muda berprestasi, Barli Asmara, Dian Pelangi dan Zaskia Sungkar memamerkan karya mereka di ajang fashion, Couture Fashion Week di kota New York.

Acara yang diadakan bertepatan dengan Hari Kasih Sayang ini diikuti oleh lebih dari dua puluh perancang busana dengan latar kebudayaan yang berbeda. Dengan adanya kain tenun tradisional khas Lombok, acara fashion ini tentu semakin meriah dan kaya akan keragaman. Masing-masing dari mereka menyiapkan 15 busana dalam koleksinya.

“Kesempatan ini sangat membanggakan sebab New York merupakan salah satu pusat fashion dunia,” ujar Barli. “Dengan ini tentu akan membuka jalan bagi saya dan desainer lainnya untuk memperkenalkan karya-karya kami ke dunia internasional.”

Masyarakat Indonesia yang tidak sempat menghadiri acara tersebut, ikut meramaikan peragaan busana mini dan trunk show di Konsulat Jenderal Republik Indonesia pada hari Minggu, 15 Februari 2015. Dimana masing-masing desainer memamerkan tiga karya pilihan.

Zaskia Sungkar mengangkat tema “Mandalika,” nama seorang puteri yang diambil dari kisah tradisional Suku Sasak, Lombok Tengah. Koleksi ini dikemas anggun dengan nuansa abu-abu, putih dan hitam. Pilihan warna yang sederhana ini dihiasi dengan sentuhan manik-manik dan headpiece unik.

Sementara itu koleksi Barli Asmara menampilkan warna-warna hangat seperti coklat, hijau dan hitam. Tak hanya itu, koleksi ini juga sangat cocok untuk pasar Amerika Serikat dengan menampilkan mantel berbulu dan cape. Tampak dalam rangkaian ini terdapat banyak penggunaan manik-manik sehingga terlihat elegan. “Misi saya lebih ke culture, jadi misi culture-nya ada, misi syariahnya ada, misi modest fashion-nya ada, misi muslim hijabnya ada, tapi saya tidak mau menghilangkan ciri khas saya,” ujar Barli.

Peragaan busana ditutup oleh Dian Pelangi yang selalu khas dengan rangkaian warna-warna cerah, kali ini maroon, tosca, kuning dan emas. Busana banyak mengedepankan blazer dengan potongan sederhana namun penuh dengan detail-detail hiasan terutama di bagian kerah.

Keikutsertaan Dian Pelangi di ajang ini bukanlah yang kali pertamanya  di Amerika Serikat. Ia mengatakan kesempatan kali ini merupakan yang kedua kalinya setelah ia berpartisipasi dalam DC Fashion Week 2014.  “Karena pada waktu itu mendapatkan respon yang positif, maka saya diundang lagi untuk meramaikan tahun ini di New York,” jelas Dian.

“Tetapi kali ini saya tidak sendiri sebab mereka meminta tiga sampai lima orang desainer. Akhirnya setelah melalui proses kurasi terpilihlah saya, Barli dan Zaskia untuk mewakili busana muslim Indonesia untuk tampil di Couture Fashion Week.”

Terkait busana muslim yang saat ini sudah sangat populer di Indonesia, Dian menjelaskan bahwa proses pengenalan di Amerika Serikat harus dilakukan perlahan-lahan.“Kita menyebutnya modest fashion,” jelasnya. “Kita tidak secara gamblang menyebutnya sebagai Muslim Fashion. Sebab kami juga ingin tren ini menjadi lebih universal sehingga bisa dipakai oleh siapapun, baik yang berkerudung ataupun yang tidak berkerudung. Sejauh ini tanggapannya sangat baik bahkan sudah ada tawaran lain dari LA Fashion Week, Canada, Milan Fashion Week, Dubai Fashion Week. Semoga bisa menjadi pembuka bagi desainer Indonesia lainnya.” (1012)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/75076

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Asuransi Bisnis

 

 

 

 

kabari store pic 1