Rencana pemerintah
yang akan menaikan bahan bakar minyak (BBM) per 1 April mendatang, ditentang
banyak pihak, terutama masyarakat yang mengaku dari kalangan menengah bawah. Kenaikan
BBM dianggap menjadi salah satu pemicu kenaikan segala kebutuhan pokok.

Untuk menentangnya
kebijakan pemerintah tersebut, pada 1 April mendatang bertepatan pada putusan
kenaikan harga BBM, sekitar sepuluh ribu buruh berencana akan melakukan aksi di depan
Istana Negara. Dalam aksinya nanti, buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat
Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) dan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia
(KSPI) akan berkumpul di depan Hotel Indonesia dan dan akan bergerak ke Istana
Negara.

Presiden KSPI,
Said Iqbal mengatakan, sekitar 10 ribu massa akan bergerak untuk menyampaikan
aspirasi. Selain KSPI dan FSPMI, ada lagi ribuan massa yang tergabung dalam
Konfederasi Serikat Buruh Indonesia (KSBSI) dan Komite Aksi Jaminan Sosial
(KAJS).

Aksi penolakan kenaikan harga BBM ini karena semakin
menurunkan daya beli atau upah buruh yang baru saja naik 20 persen – 30 persen
sehingga kenaikan rilnya hanya menjadi 5 persen. Selain itu ongkos transport
dan kenaikan sewa kamar atau rumah juga akan naik 20 persen.

“Dengan kenaikan harga BBM membuat upah uruh turun. Jika kemarin saja
buruh menutup jalan tol untuk melawan upah minimum yang digugat ke PTUN oleh
Apindo maka saat ini akan ada perlawanan masif dan pemogokan umum buruh yang
lebih besar lagi sesuai dengan prosedur UU,” tegasnya.

Sementara itu Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Andi Gani
mengatakan aksi ini merupakan aksi terbesar karena dengan kenaikan harga BBM
membuat upah buruh saat ini tak berarti kembali.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?37978

Untuk melihat artikel Jakarta lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini
_____________________________________________________

Supported by :