Tanggerang, KabariNews.com – Demi mempertahankan tanah yang telah lama didiami secara turun-temurun, warga keturunan etnis Tionghoa di Tanggerang, atau yang lebih dikenal dengan sebutan warga China Benteng ini bentrok dengan Satpol PP yang hendak mengeksekusi bangunan di dekat sungai Cisadane, Tanggerang.

Bentrokan terjadi karena warga yang tinggal di bantaran sungai Cisadane, Kampung Tangga Asem, Neglasari, Tanggerang, ini bersikukuh mempertahankan tempat tinggal yang telah mereka tempati sejak nenek moyang mereka.

Dalam bentrokan yang terjadi pada hari Selasa (13/4) tersebut, sedikitnya 9 orang warga mengalami luka-luka. Hal ini disampaikan oleh kuasa hukum warga China Benteng, Kiagus Ahmad.

“Sedikitnya 9 orang luka-luka akibat bentrokan tadi, selanjutnya kita akan laporkan ini ke Polda Metro Jaya,” ujarnya.

Sebutan China Benteng sendiri memang sejak lama identik dengan Kota Tanggerang, warga keturunan etnis Tionghoa di sini merupakan keturunan imigran masyarakat China Hokkian yang menurut sejarah sudah ada sejak tahun 1600-an, mereka datang sebagai pedagang dan pekerja.

Namun karena kehidupan warga etnis Tionghoa yang telah lama dan telah membaur dengan penduduk setempat, baik melalui perkawinan atau dengan kegiatan-kegiatan lainnya, maka mereka sering disebut China Benteng.

Selain itu, kata Benteng sendiri berasal dari sebuah benteng Belanda di Kota Tanggerang yang berada di pinggiran sungai Cisadane pada waktu itu.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?34772

Untuk

melihat Berita Indonesia / Khusus lainnya,
Klik

disini

Klik disini
untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri nilai
dan komentar di bawah
artikel ini

_____________________________________________________

Supported

by :