1. Serangan teror yang diwarnai ledakan dan baku tempak di Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (14/1) telah memakan 33 korban baik masyarkat sipil maupun aparat kepolisian. Total terdapat 25 korban luka dan 8 orang tewas, yang terdiri dari empat pelaku, tiga warga sipil dan satu warna negara asing asal Kanada bernama Amer Quali.
  2. Polda Metro Jaya resmi menetapkan empat pelaku teror bom Sarinah yang sudah teridentifikasi bernama Dian Juni Kurniadi, Muhammad Ali, Afif atau Sunakin dan Ahmad Muhazan. Pelaku Ahmad Muhazan merupakan bomber bunuh diri di dalam kedai kopi Starbacks.
  3. Pasca bom Sarinah, polisi berhasil menangkap terduga teroris di sejumlah lokasi, yaitu Bekasi, Cirebon, Meruya Jakarta dan belasan orang diamankan. Disampaikan Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian, setelah bom Sarinah pihak kepolisian melakukan pengejaran pada beberapa tersangka. Lebih lanjut Tito menghimbau kepada masyarakat agar tetap waspada. Pada penangkapan tersebut polisi juga menyita barang bukti bom. Polisi masih terus berupaya menelusuri jaringan terkait.
  4. Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian menyebut Bahrun Naim sebagai dalang serangan bom Sarinah. Diungkapkan Tito, peran Bahrun sangat penting sekali dengan kaitan ISIS, sebab dia adalah penghubung utama antara elite ISIS. Meski saat ini Bahrun diketahui berada di Suriah, polisi masih akan terus memantau pergerakan jaringan teroris ini. Termasuk menutup blog yang dimanfaatkan sebagai penghubung dan menyapa banyak orang di Indonesia.
  5. Lewat rekaman suara Bahrun Naim membantah dirinya otak dari teror bom Sarinah. Rekaman suara beredar di situs berbagi audio SoundCloud (18/1). Rekaman yang diunggah oleh akun bernama Ghostop, menggunakan foto wajah Bahrun Naim yang berkaca mata. Durasi rekanan hanya 6 detik itu diberi judul ‘Bantahan Bahrun Naim’. “Lha wong saya itu jarang online, dikira komunikasi dari Hong Kong apa?’ demikian isi suara rekaman itu. Tak ada keterangan yang mengiringi rekaman itu. Konteks bantahan pun tak dijelaskan.
  6. Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti meminta kepada Pemerintah untuk segera merevisi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2013 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Menurut dia, revisi itu untuk memberi ruang kepada aparat penegak hukum untuk melakukan proses hukum terhadap siapa saja yang berpotensi melakukan aksi terorisme. Melalui revisi UU Terorisme, polisi dapat melakukan langkah hukum meskipun target yang disasar belum melakukan aksi teror. Dengan demikian pemberantasan terorisme dapat dilaksanakan dengan maksimal.
  7. Pengamanan Jakarta, khususnya di pusat perbelanjaan dan perkantoran ditingkatkan 2 kali lipat. Hal ini dilakukan demi mencegah terulangnya kembali teror di kawasan Thamrin, Jakarta. Polda Metro Jaya menurunkan sepertiga dari seluruh jumlah yang berdinas. Sisanya bersiaga di markas untuk diperbantukan di lapangan.
  8. Kabar duka datang dari keluarga Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Putra pertama Susi bernama Panji Himansyah meninggal dunia di Amerika Serikat. Jenazah akan dikebumikan di Indonesia. Masih belum diketahui penyebab meninggalnya Panji. Panji yang merupakan lulusan sekolah penerbangan di AS meninggal di usia 31 tahun.
  9. Gubernur DKI Jakarta menghimbau kepada seluruh warga Jakarta untuk tetap waspada pasca ledakan bom di Jl. MH Thamrin. “Jangan segan-segan untuk memeriksa orang yang mencurigakan” tegasnya. Ahok mengatakan tidak ada salahnya memeriksa barang bawaan dengan orang yang mencurigakan, namun apabila kecurigaan tidak terbukti, maka aparat harus meminta maaf kepada yang bersangkutan.
  10. Setelah melakukan pengawasan dan menerima laporan dari masyarakat terkait pemilikan akun meda sosial dan situs yang mendukung aksi pemboman di Jalan Thamrin, Jakarta (14/1), Kementerian Komunikasi dan Infonematika mengumumkan telah memblokir beberapa akun media sosial. Berdasarkan rilis resmi dari Kementerian Kominfo, akun Facebook atas nama Muhammad Subkhan Khalid, Batalion Inghimasi dan Mujahidah Sungai Eufrat sudah diblokir. Kominfo juga sudah menutup sebuah telegram. Pemblokiran ini dilakukan setelah melihat akun-akun tersebut secara jelas mendukung aksi teror yang terjadi.