Sabang, Surga di Ujung Sumatera

Teks & Foto: Adela Eka Putra Marza

PERJALANAN menuju ujung paling barat Indonesia akhirnya terwujud pada akhir 2009 lalu. Nekat berangkat sendiri, saya benar-benar merasakan sebagai seorang traveler. Apalagi, perjalanan ini adalah untuk yang pertama kalinya, tanpa ada satu pun kenalan di pulau paling ujung Sumatera tersebut.

Tepat sore hari sebelum malam Tahun Baru 2010, saya sudah menjejakkan kaki di Sabang, Pulau Weh, Nanggroe Aceh Darussalam. Menikmati pesta malam pergantian di pusat Kota Sabang, tak kalah semaraknya dibandingkan dengan di Jakarta. Bahkan, salah satu stasiun televisi swasta nasional turut mengabadikan pesta malam tahun baru dalam live report.

Jumat, 1 Januari 2010, saya sudah menjadwalkan perjalanan untuk mengelilingi Pulau Weh. Titik nol kilometer Indonesia yang berjarak sekitar 30 kilometer dari pusat kota menjadi tujuan awal. Ditandai sebuah tugu yang diresmikan oleh mantan Wakil Presiden Indonesia Try Sutrisno pada 1997, dengan sebuah patung burung Garuda terpajang di puncaknya.

Di depannya, Laut Andaman membentang luas. Tak ada lagi titik daratan di ujung sana. Daratan terdekat adalah India. Angin yang berhembus pun berbeda dengan angin Samudera Hindia yang memanjang di sebelah selatan Pulau Weh. Saya sempat berdiri di pinggir tebing di depan Laut Andaman, sembari menghirup angin laut di sana.

Wisata Pantai

Pulau Weh memiliki pemandangan pantai yang indah dan koral-koral tepi pantai yang jernih. Pantai di pulau ini pun sangat beragam dan sangat menarik untuk dikunjungi. Pantai yang lumayan terkenal di kalangan turis adalah Pantai Iboih dan Pantai Gapang yang selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan mancanegara setiap bulan-bulan liburan.

Bagi penggemar snorkeling, Pantai Iboih patut menjadi pilihan. Tempat yang berjarak sekitar 22 kilometer sebelah barat Kota Sabang ini merupakan surganya turis penggemar snorkeling dan diving. Terumbu karang hanya berjarak sekitar lima meter dari tepi pantai berpasir. Sejumlah alat untuk snorkeling dan diving juga tersedia di sana.

Berjemur di bawah sinar matahari di pantai dengan pasir yang halus dan putih pun bisa dicoba di Pantai Iboih. Jangan takut, akomodasi berupa makanan dan penginapan juga banyak tersedia di Iboih. Menginap di sejumlah cottageyang berdiri tepat di pinggir pantai bisa menjadi pilihan. Apalagi harganya tidak terlalu menguras kantong, hanya Rp 150.000 per malam.

Pantai Gapang yang berlokasi tidak jauh dari Pantai Iboih, berjarak sekitar 18 kilometer dari pusat kota. Dengan pantai berpasir putih dan air laut yang jernih, lokasi di Pantai Gapang juga banyak menjadi pilihan bagi para penggemar snorkeling. Selain itu, sejumlah pemancing juga terlihat di sebuah dermaga, menunggu umpan di kail pancingnya dimakan oleh ikan.

Di kawasan Pantai Gapang juga banyak terdapat penginapan berupa cottage. Harga per malamnya juga sama dengan di Pantai Iboih. Makanya, bulebulejuga bersiliweran di daerah pantai tersebut. Sembari menyisir sepanjang pinggir pantai, mereka juga ber-snorkeling-ria di Pantai Gapang.

Taman Laut Rubiah

Beda Pantai Gapang dengan Pantai Iboih adalah Taman Laut Rubiah yang berada di kawasan Pantai Iboih. Dengan menggunakan perahu boat melintasi kawasan laut sejauh tujuh kilometer, kita bisa menyeberang ke Pulau Rubiah untuk masuk ke dalam Hutan Wisata Rubiah. Sebelumnya, tentu saja diving terlebih dahulu di taman laut tersebut.

Beragam terumbu karang dan ikan beraneka warna dapat ditemukan di saat divingdi Taman Laut Rubiah. Terletak di teluk Sabang, air laut di sini relatif tenang dan sangat jernih. Pemerintah Indonesia sendiri telah menentapkan daerah perairan dengan luas sekitar 2600 hektar ini sebagai daerah special nature reserve.

Sedangkan Hutan Wisata Iboih terletak bersebelahan dengan Taman Laut Rubiah, dengan luas sekitar 1300 hektar. Hutan ini merupakan hutan hujan tropis yang masih tinggi kerapatannya. Bermacam binatang ada di sana, mulai dari monyet, reptil kecil dan besar, dan beragam termasuk burung Dara Nicobar yang tidak terdapat di bagian lain Indonesia.

Belum puas dengan wisata pantai tersebut, saya pun meluncur ke Pantai Sumur Tiga. Pantai berpasir putih ini langsung menghadap Selat Malaka dengan ombaknya yang cukup besar. Agak menakutkan untuk snorkeling dan berenang di pantai ini. Apalagi di akhir tahun, gelombang laut sedang ganas-ganasnya.

Selain itu, juga ada Pantai Kasih yang paling dekat dengan pusat Kota Sabang. Sekitar dua kilometer ke arah Barat Daya, juga terdapat pantai berbatu dengan banyak pepohonan kelapa sepanjang semenanjung, yakni Pantai Tapak Gajah. Kemudian, ada juga Pantai Ujung Kareung di ujung Pantai Sumur Tiga.