KabariNews – Mohammad Ponari yang biasa dipanggil Ponari, dalam sehari bisa menerima ribuan pasien yang datang ke rumahnya di Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Jombang, Jawa Timur, untuk berobat.

Sebelumnya Polisi sempat menghentikan praktik dukun cilik ini, karena ada dua pasien yang meninggal dunia. Yang pertama saat sedang menjalani pengobatan dan yang kedua sebelum menjalani pengobatan. Namun Polisi akhirnya mengijinkan Ponari membuka Praktik, karena tak ada bukti kedua pasien tersebut meninggal akibat ‘praktik’nya.

usai dibuka kembali, pasien yang datang semkain membludak. Bahkan antrian pasien mengular  hingga lima kilometer.  Pasien yang datang datang bukan hanya dari kawasan Jombang saja, melainkan dari barbagai kota di Jawa.

Batu Ajaib

Kemampuan  Ponari yang katanya dapat menyembuhkan penyakit, beredar cepat dari mulut ke mulut. Berita yang tersebar di masyarakat bahwa Ponari memiliki sebuah batu yang sebesar kepalan tangan orang dewasa dan berbentuk menyerupai kepala belut atau lindung yang dapat menyembuhkan segala macam penyakit.

Ponari mendapatkan batu tersebut saat dirinya bermain hujan-hujanan. Saat ada petir, Ponari mengaku seperti tersambar petir, tubuhnya merasakan hawa panas yang sangat di sekujur tubuh, dan kepalanya seperti ditimpuk batu. Di saat itu lah Ponari mendapatkan batu tersebut, saat ditemukan Ponari mengaku batu tersebut mengeluarkan cahaya merah, dengan rasa penasaran batu tersebut akhirnya dibawa pulang.

Kejadian ini tersebar ke telinga warga sekitar, warga yang mempercayai bahwa batu tersebut berkhasiat akhirnya meminta Ponari untuk mengobati warga yang sakit.

Pengobatan yang dilakukan Ponari cukup sederhana, dengan mencelupkan batu tersebut dalam gelas berisi air dan diminumkan ke  pasien.

Berita yang terus tersebar ini membuat lingkungan di sekitar rumah Ponari disesaki para pengunjung yang ingin membuktikan khasiat batu tersebut.

Mukaromah (40)-Kamsen(28) orang tua Ponari, mengaku banyak warga dari luar Jawa yang juga datang berobat. Pasien bahkan harus rela antri satu harian, bahkan tidak sedikit yang harus rela menginap agar dapat ‘disembuhkan’ Ponari.

Paeno, paman Ponari mengatakan, ”Ponari sebelumnya pernah dipindahkan ke lokasi lain, namun dirinya tidak dapat mengobati lagi. Maka kami memutuskan untuk tidak pindah, karena di sini Ponari mendapatkan kekuatannya.” ujarnya.

Sri Sumiati (42) salah satu pasien Ponari datang setelah mendengan berita pengobatan ini dari para tetangganya. Sri mengatakan dirinya sudah menunggu hampir 5 jam untuk mendapat giliran.

Beberapa pasien yang ditanyai, mengaku percaya atas kemampuan Ponari, meski mereka sendiri belum merasakan kesembuhan yang diharapkan.

Dalam sehari, ribuan pasien datang ke rumah Ponari. Meraka tak dipungut biaya terntentu, hanya diminta mengisi kotak amal serelanya yang disediakan panitia. Dan dalam satu hari pendapatan dari kotak amal tersebut mencapai 50 juta rupiah.