Memasuki hari ketiga pasca peledakan  bom di hotel JW Marriot dan Ritz Carlton, polisi masih terus melakukan penyelidikan termasuk mengidentifikasi tamu kamar 1808 yang diduga kuat adalah pelaku peledakan hotel JW Marriot. Sejauh ini polisi juga telah mengumpulkan keterangan dari 35 saksi.

Dalam jumpa pers  di Jakarta Media Center, café Belagio, Minggu (19/7), Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen (pol) Nanan Sukarna, menyatakan adanya kemiripan jenis bom yang digunakan dengan bom Bali. Kata Nanan, hal itu dapat diketahui mulai dari
alat-alat, barang-barang, transistor.

Nanan juga mengungkap kepastian bahwa ada tiga bom yang ditemukan. Dua meledak satu lagi berhasil dijinakan “Saat ini yang bisa dipastikan bom tersebut ditemukan ada tiga buah,
satu di Hotel Marriot, satu di Hotel Ritz Carlton dan satu lagi di
kamar 1808 Hotel Marriot,” ujarn

Dari penjelasan sebelumnya, didapat informasi bahwa Kapolri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri menyebutkan pelaku
bom bunuh diri berinsial N. Hal tersebut berdasar pada daftar tamu di
hotel Marriott.

“Begini saja, saya hanya memberikan inisialnya saja. Inisial N,”
ujarnya singkat tanpa mau merinci lebih jauh, Jumat (17/7).
Bambang menambahkan bahwa kamar 1808 di hotel Marriott digunakan sebagai posko para
pelaku bom bunuh diri itu yang diyakini bukan cuma terdiri dari satu orang. 

Berdasarkan daftar tamu,  “N”  atau kemudian dalam KTP disebut sebagai Nurdin Aziz, masuk
pada Rabu (15/7) dan seharusnya keluar pada Jumat (17/7) saat hari H
peristiwa peledakan bom.

Namun sejauh ini Kapolri belum bisa memastikan, apakah “N” masih
terkait jaringan Jamaah Islamiyah. “Kami tidak mau berspekulasi, semua penyelidikan masih berjalan.” ujar Kapolri.

Seperti diberitakan sebelumnya, berdasarkan dokumen berupa KTP yang dicatat oleh petugas front office hotel JW Marriot, “N” adalah  Nurdin Azis yang berlamat di daerah Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Belakangan diketahui ternyata identitas  tersebut palsu.

Lalu muncullah  beragam spekulasi, seperti dilontarkan Abdurrahman Assegaf, Ketua
Gerakan Umat Islam Indonesia (GUII) yang  menyebutkan pelaku lapangan peledakan bom bernama Teddy. Dia wakil dari Nordin M Top yang bertanggung jawab dalam rekrutmen dan perakitan bom.

Kata Assegaf,  operator serangan yang menginap di kamar 1808 Hotel JW
Marriot sejak 15 Juli itu, bernama Nur Sahid alias Nur Hasbi, bukan Nurdin Aziz seperti di dalam KTP-nya.

Abdurrahman Assegaf menambahkan, Nurhasbi, adalah warga Desa Katekan,
Ngadirejo, Temanggung, Jawa Tengah. Dia lahir di Temanggung pada 24
Juli 1974.

Menurut data yang dimiliki Assegaf,  Nur Hasbi juga mengenal Asmar Latin Sani, pelaku  pengeboman  Kedutaan Besar
Australia. Mereka berdua adalah teman satu angkatan di Pondok Pesantren
Al-Mukmin Ngruki.

Namun tuduhan perihal Nur Hasbi yang diduga pelaku bom bunuh diri
merupakan alumni Ngruki dibantah oleh pihak pesantren. Menurut Pembantu
Direktur Pesantren Al-Mukmin Ngruki, Sholeh Ibrahim, tidak ada alumni
di daftar induk murid bernama Nur Hasbi.

keluarga Nur hasbi sendiri ketika ditemui beberapa wartawan mengaku kaget bawah bahwa Nur Hasbi disangka sebagai pelaku bom Marriot.

Muhammad Nasir, Ayah Nur Sahid, mengatakan tidak yakin dan tidak percaya kalau anaknya terlibat dalam aksi bom bunuh diri. Adik  kandung Nur hasbi, Udi Mas’ud, juga mengatakan tak percaya bahwa kakaknya menjadi teroris. “Dia sosok yang kalem dan penyabar. ”

Sementara menurut Nasir,  sejak tahun 2001
Nur Sahid bersama istri dan dua anaknya tidak pernah pulang ke kampung
halaman.

Jadi dia tak tahu bagimana kabar anaknya itu. “Saya harap itu bukan anak saya, saya harapkan itu kabar keliru,” di
kediamannya di Temanggung, Minggu (19/7).

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?33435

Untuk melihat Berita Indonesia / Utama lainnya, Klik disini

Klik disini untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :