Perwakilan dari 76 negara yang hadir dalam rapat World Ocean Conference
yang diadakan di Manado pada tanggal 11 – 15 Mei 2009  sepakat untuk
mengajukan isu mengenai kelautan dunia sebagai salah satu agenda pertemuan
iklim PBB yang akan diadakan di Copenhagen, Denmark Desember 2009 mendatang. Mereka juga berharap
Deklarasi Kelautan Manado (Manado Ocean Declaration/MOD) menjadi kesepakatan
politik antar negara untuk memperjuangkan laut dalam konvensi-konvensi
internasional. Hajatan kelautan dunia itu akan melibatkan 121 negara dan
menghadirkan beberapa kepala negara serta tokoh internasional. Tidak lupa
berbagai lembaga internasional model USAID, National Oceanic and Atmospheric
Administration (NOAA), World Wide Foundation (WWF), The Nature Conservancy (TNC),
Conservancy International (CI), serta badan-badan PBB seperti UNESCO juga turut
hadir.

Meskipun
banyaknya protes dan kritik terhadap MOD, terutama dalam hal lemahnya deklarasi
tersebut untuk lebih mendorong isu-isu kelautan negara-negara berkembang
terhadap perubahan iklim kepada masyarakat internasional, Menteri Kelautan dan
Perikanan Freddy Numberi yang juga ketua konferensi tersebut mengungkapkan
bahwa bagaimanapun juga WOC telah berhasil menarik perhatian dunia dan
meningkatkan kesadaran masyarakat dunia dalam hal kepentingan kelautan dunia
dan perubahan iklim. Beliau juga menambahkan bahwa MOD merupakan langkah
pertama yang baik untuk menmpatkan kelautan dunia dan perubahan iklim sebagai
salah satu agenda utama di pertemuan Copenhagen Desember 2009 mendatang. 

Perwakilan dari negara-negara berkembang maupun
negara-negara maju menyatakan kepuasannya dengan deklarasi MOD, mereka juga
mengakui bahwa Amerika Serikat telah melakukan strategi yang positif dalam hal
penanganan isu perubahan iklim. Ketua delegasi Amerika Serikat Mary M. Glackin
menjelaskan bahwa negaranya sangat puas dengan WOC yang telah
mengimplementasikan deklarasi. Beliau juga berharap UNFCCC yang akan diadakan
di Copenhagen
memfokus terhadap isu-isu kelautan dunia. Sebelum acara WOC berlangsung,
Sekertaris Negara Amerika Serikat Hillary Clinton juga menunjukkan dukungannya
atas hasil meeting konferensi tersebut, dengan menyatakan bahwa ia yakin WOC
akan menarik perhatian banyak masyarakat dunia akan problema terkaitnya laut
dengan perubahan iklim. Bukan itu saja, Hillary juga menambahkan bahwa
konferensi WOC mendorong dan mendukung lebih jauh usaha-usaha global untuk
memecahkan solusi-solusi yang berbasis sains terhadap isu-isu iklim yang sedang
kita alami ini.

Dalam pidato pembukaan, Presiden Indonesia Susilo Bambang
Yudhoyono menghimbau kepada masyarakat dunia untuk patuh terhadap
peraturan-peraturan yang ditetapkan demi melindungi kelautan dan perairan
dunia.

Duta Besar Inggris untuk Indonesia Martin Hatfull yang mewakili
negaranya dengan gembira menjelaskan bahwa dengan terbuktinya negara-negara
berkembang dan negara-negara maju bisa bersatu dan setuju demi memulihkan
krisis iklim, menunjukkan bahwa masyarakat besar dunia sungguh peduli akan
pentingnya melindungi laut.

Desima Williams, perwakilan dari Grenada, sebuah negara bagian
kepulauan kecil yang rawan akan imbas akibat perubahan iklim, menyatakan
kesutujuannya akan deklarasi MOD yang telah mendukung kepentingan pulau-pulau
kecil.

Rapat Copenhagen berencana untuk memecahkan persetujuan baru
akan solusi pengurangan gas karbon emisi oleh negara-negara maju sampai tahun
2012, waktu dimana Protokol Kyoto berakhir.

Melalui deklarasi MOD, Ketua Senior Konferensi Eddy
Pratomo menegaskan, “Kelautan akan memiliki peran yang lebih besar dalam hal
pemecahan persetujuan baru setelah Protokol Kyoto.”

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?33211

Untuk melihat Berita Indonesia / Utama lainnya, Klik disini

Klik disini untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Photobucket