KabariNews – Calon gubernur DKI Jakarta yang diusung Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Amanat Nasional, Agus Harimurti Yudhoyono memilih terjun ke dunia politik dengan maju bertarung dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Pilihan ini membuat Agus harus meninggalkan dan mundur dari TNI, institusi yang selama ini menaungi dan tempatnya meniti karier.

Agus Harimurti Yudhoyono adalah putra sulung dari presiden ke enam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Kristiani Herawati (Ani Yudoyono). Ia lahir di Bandung, Jawa Barat 10 Agustus 1978.

Sejak bangku sekolah, Agus memiliki prestasi. Saat menempuh pendidikan di SMA Taruna Magelang, ia lulus dengan predikat terbaik dan meraih medali Garuda Trisakti Tarunatama Emas.

Selanjutnya ia masuk ke Akademi Militer Magelang tahun 2000. Suami dari Annisa Pohan ini lulus dengan predikat terbaik dan meraih penghargaan pedang Tri Sakti Wiratama serta medali Adhi Makayasa.

Agus kemudian mengambil gelar Master di bidang Strategic Studies di Institute of Defence and Strategic Studies, Nanyang Technological University (NTU), Singapura pada 2006. Pada Mei 2010, Agus meraih gelar Master of Public Administration pada John F. Kennedy School of Government, Harvard University, Massachusetts AS.

Pada Maret 2012, Ayah dari Almira Tunggadewi Yudhoyono ini meraih 3 penghargaan. Yakni Distinguish International Honour Graduated, Medali The Order of Saint Maurice, dan The Commandants List dari sekolah militer Angkatan Darat di Fort Benning, Georgia, Amerika Serikat (AS).

Meski memiliki karir yang cemerlang di dunia militer, Agus yang terakhir bertugas sebagai Danyonif Mekanis 203/Arya Kemuning ini akhirnya memilih dunia politik sebagai ladang pengabdian yang baru.

DUNIA POLITIK

Semarak Pilkada DKI 2017 ‘memaksa’ SBY turun gunung. Ketua Umum Partai Demokrat ini memutuskan untuk mencalonkan Agus sebagai Calon Gubernur Jakarta. Menggandeng PPP, PKB dan PAN, keempat partai ini mengajukan pasangan Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta.

Paslon ini mengusung jargon kampanye ‘Jakarta untuk Rakyat’. Bagi Paslon nomor urut satu ini, Jakarta adalah sebuah ruang dan sistem kehidupan yang harus menjadi rumah yang aman dan nyaman serta menyejahterakan seluruh warganya. Baginya 5 tahun ke depan Jakarta sebagai kota yang maju, unggul, dan modern tetapi tetap humanis dan juga mengakar pada jati diri bangsa Indonesia.

Dalam mengelola, menata dan membangun Jakarta, rakyat Jakarta secara keseluruhan tidak hanya menjadi obyek tetapi juga menjadi subyek. Inilah hakikat dari demokrasi, dan ini pula hakikat dari paradigma yang inkusif dan partisipasif. “Saya akan menjadi yang terdepan untuk bersama-sama rakyat membangun Jakarta yang kita idam-idamkan. Untuk mewujudkan itu semua, kita harus membangun birokrasi yang capable, transparan, akuntable, dan juga responsif, sehingga kita dapat mengatasi dan menyelesaikan berbagai permasalahan akut di ibu kota saat ini. Khususnya yang terkait dengan kepadatan penduduk dengan berbagai implikasinya, termasuk kebutuhan akan lahan hunian, kebutuhan transportasi umum, pendidikan, kesehatan maupun layanan publik lainnya,” papar Agus saat menyampaikan visi misi pada acara Debat Publik Pilgub DKI di Hotel Bidakara, Jakarta, (27/1).

Karena itu, menurutnya harus menghadirkan birokrasi yang berintegritas dan handal sehingga diharapkannya akan dapat menjalankan pemerintahan dengan baik dan dapat membangun Jakarta dengan efektif dan pastinya melayani publik Jakarta dengan berkualitas.

Program lain yang ingin Agus wujudkan jika terpilih sebagai DKI 1 adalah mengenai kulitas hidup di Jakarta. Agus memaparkan mengenai potret buram Jakarta. Salah satunya adalah gizi buruk anak. DKI Jakarta merupakan peringkat lima terburuk di Indonesia bahkan di bawah Papua Barat yang APBD-nya 1/10 dari Jakarta.

Selain gizi buruk, Agus juga menyoroti angka kekerasan pada perempuan dan anak yang masuk dalam deretan tertinggi di Indonesia. “Kasus pelecehan seksual trennya meningkat, setiap dua setengah jam ada satu perempuan yang mengalami kekerasan,” paparnya saat Debat Final Pilkada DKI 2017 di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, (10/2).

Tak hanya itu, Agus melanjutkan, Jakarta adalah kota yang sangat tidak ramah terhadap penyandang disabilitas. Hal lain, saat ini ada 500 ribu orang penyalahgunaan narkoba di Jakarta dan tertinggi di Indonesia. Dengan pemaparan ini, Agus mempertegas rapor buruk Gubernur DKI Jakarta saat ini.

Dengan berbagai masalah yang dialami Jakarta, Agus menawarkan solusi. Menurutnya perlu mengoptimalkan serta memberdayakan pusat pemberdayaan perempuan dan anak. Lalu secara khusus akan mengembangkan bimbingan dan konseling di 340 Puskesmas. Selanjutnya, Agus akan meyakinkan untuk melakukan rehabilitasi terhadap korban narkoba, dengan acara mengembangkan rumah sakit rehabilitas. “Saya akan menutup tempat-tempat transaksi narkoba tanpa tebang pilih, dan bagi bandar serta pengedar tidak ada kata ampun,” terang Agus.

Agus juga akan meningkatan sarana dan prasarana yang semakin ramah untuk kaum disabilitas. “Saya juga akan meyakinkan merekrut penyandang disabilitas untuk bekerja di Pemda dan juga akan meyakinkan bahwa Jakarta milik kita semua dibangun secara bersama-sama, tidak ada satu orangpun yang tertinggal, semua harus di-wongke (dimanusiakan,-Red).

Karena itu, jika terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta, Agus ingin agar Pemda DKI termasuk BUMD harus merelokasikan 2% untuk mereka yang menyandang disabilitas.

Bagi Agus, kaum disabilitas tidak hanya dilindungi saja tetapi juga diberdayakan. “Sejak awal kita harus meyakinkan anak-anak yang menyandang disabilitas harus mendapatkan pendidikan yang baik dan berkualitas. Itulah mengapa kami ingin sekali membangun dan mengembangkan sekolah inklusif,  artinya semua bisa mengenyam pendidikan yang baik. Ini dibutuhkan pendanaan dari APBD untuk melakukan revitalisasi dari sekolah yang sudah ada. Sekolah negeri yang paling didahulukan,” paparnya.

Agus merencanakan sekitar 800 sekolah untuk dibangun atau dikembangkan menjadi sekolah inklusif. Tak hanya itu, meningkatkan kompetensi guru-guru untuk mengajar penyandang disabilitas.

Dalam salah satu kampanye sekaligus pertemuan dengan Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Aisyiyah di Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (31/1), Agus menunjukkan keyakinan akan memenangkan pertarungan dalam Pilgub DKI Jakarta. “Yakin menang dong, masa ga yakin,” ucapnya kepada Kabari siang itu.

Sayangnya meski memiliki keyakinan yang tinggi, pasca-pencoblosan pada 15 Februari kemarin, hasil penghitungan cepat dari berbagai lembaga survei menempatkan paslon satu di urutan akhir, sehingga ini menjadi kabar yang tidak membahagiakan. Agus menyatakan dengan lapang dada dan sikap ksatria bahwa ia mengakui kekalahannya.

Agus juga berterima kasih kepada pendukungnya yang telah rela memberikan apresiasinya untuk tetap mendukungnya, hingga saat ini. Agus juga berharap siapa pun pasangan yang terpilih dapat menjadi pemimpin yang dapat melayani warga Jakarta dengan bijaksana dan adil. (Kabari 1008 )