IMG_9116KabariNews – Bicara soal kebaya, nama Anne Avantie pasti langsung teringat. Ya, Anne Avantie memang pakarnya kebaya, jenis kain apapun kalau sudah digarap Anne pasti akan terlihat menawan dan mahal. Desainer kebaya papan atas Indonesia ini hampir tak pernah absen menciptakan karya, setiap tahun pasti ada saja yang menginspirasinya. Seperti kali ini, Anne berhasil menuangkan keindahan alam Bali dalam kebaya rancangannya.

Keindahan Bali memang menarik perhatian warga di dalam maupun luar negeri. Hal itulah yang mendasari wanita kelahiran Semarang 20 Mei 1954 ini untuk mengeluarkan koleksi terbarunya bertakjub ‘Jangi Janger’ yang dipamerkan di Jakarta Fashion Week 2017 di Senayan City, Jakarta Pusat (25/9). Anne mengaku, koleksi Jangi Janger terinspirasi dari matahari yang muncul melalui celah pura di Pulau Dewata. “Tahun ini, saya mengusung tema Jangi Janger yang terinspirasi dari Pulau Bali yang disinari matahari. Kenapa Bali? Saya merasa hadirnya Bali
di mata dunia membuat mata tertuju pada Bali” kata perancang yang akrab disapa Bunda Anne itu.

Bali menjadi inspirasi lantaran karakter budaya dan pendatang yang memberikan pengaruh kuat. Energi yang datang dari luar dan dalam, kata dia, sangat positif. Meski menarik perhatian dunia, Anne justru ingin turut melestarikan budaya asli Bali agar tidak luntur meski adanya pengaruh Barat. Anne pun menggabungkan unsur Barat tersebut dengan unsur budaya asli Bali menjadi suatu koleksi busana kebaya yang apik.
“Sentuhan Bali harus tetap bersinar di antara hilir mudik pengaruh peradaban belahan bumi. Saya berusaha menggabungkannya menjadi sebuah harmoni,” ujarnya. Karakter Anne Avantie selalu melekat dan ditunggu-tunggu, tampilan glamour, seksi dan cantik selalu menjadi ciri khasnya. Mengambil perpaduan budaya lokal Bali dengan budaya universal, koleksi kebaya kali ini dirancang lebih sensual namun tetap mencirikan budaya asli Bali yang terlihat dari setiap detail busana. Untuk koleksinya kali ini, Anne banyak menggunakan warna biru. Namun ia juga bereksperimen dengan warna-warna putih, pastel, merah, merah muda, dan emas.

Pagelaran dibuka dengan tiga penari Bali yang membawa dupa khas adat Bali. Sebanyak 50 karya Anne Avantie ditampilkan dengan perpaduan antara songket Bali dan kain Prada. Lagu tradisional Bali turut mengiringi model yang berlenggok di atas runway. Sederet model senior, artis dan pejabat pun juga turut berpartisipasi dalam pagelaran Rumah Luwih presents Jangi Janger by Anne Avantie.

INSPIRASI

Sinar matahari yang muncul melalui celah pura, menjadi pembuka inspirasi Jangi Janger. Dalam rancangannya Anne mengisahkan ‘Jangi Janger’ adalah sebuah ‘awal’ seperti matahari yang terbit di ufuk timur, yang dimaksud matahari bersinar itulah bernama Bali. Dari satu matahari seluruh dunia menjadi terang, dan dari satu matahari tiba-tiba dunia bisa menjadi gelap.

Bali perlu dilestarikan dan dikembangkan kata Anne dalam sesi konferensi pers. Sentuhan Bali harus tetap bersinar di antara hilir mudik pengaruh peradaban belahan bumi. “Saya menggabungkan keduanya sebagai sebuah harmoni agar tetap bersentuhan hangat sebagai matahari dengan teriknya dan senja dengan pesona” papar Anne.

Tak hanya menampilkan karya mewah dan membuat orang terkagum bila melihatnya. Tampilan dan siluet busana karya Anne juga menyampaikan pesan-pesan damai seperti matahari yang tidak pernah memilih dan menyadari seluruh jagat raya. Siluet tradisi menyatu dengan eksotis memadukan songket dan kain prada dan memposisikan keduanya bersinergi tanpa membunuh salah satu karakternya.

Pesona bali dipresentasikan dengan pemahaman karya universal tanpa meninggalkan akar budaya bangsa. Masing-masing karakter menjadi kuat karena ada jalinan hati yang mengikat erat. (1001)