KabariNews – Narkoba di kawasan Lembaga Permasyarakatan kian meningkat dari tahun ke tahun. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pemerintah mengantisipasi dengan melakukan razia di lapa-lapas di seluruh Indonesia. sepanjang tahun 2016 terhitung 1.700 razia yang telah dilakukan KemenkumHAM.

“Tindakan kita ini, saya tidak bilang langsung bersih tapi dengan operasi BERSINAR itu jdi kita sudah melakukan 1.700 razia mulai dari bulan April,” ujar Menkumham Yasonna Hamonangan Laoly di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis (28/12/2016).

Dalam razia yang terangkai dalam Operasi Bersinar itu, pihak Kemenkumham berhasil menemukan narkoba. Sementara dalam razia reguler ditemukan pula alat komunikasi milik penghuni lapas. Sehingga terjadi penurunan peredaran narkoba di Lapas.

“Kalau peredaran Narkoba dari data yang kita lihat terakhir sejak Februari tahun lalu kita sudah berkomitmen, kita katakan operasi BERSINAR, jadi selalu ada operasi random di seluruh Lapas dan ini dilakukan dan ada penurunan yang cukup lumayan,” paparnya.

Menurutnya beredarnya  narkoba di lingkungan Lapas diakibatkan kurangnya petugas lapas dan kelebihan kapasitas penghuni lapas dan masih adanya mental-mental  petugas yang tidak benar.

“Masih ada, sudah digeledah berkali-kali masih ada satu dua, saya harus jujur tenaga petugas kita itu sangat sedikit dengan manusianya jadi kalau ditarik ada KLP-nya, ada penjaganya. Jadi kalau ada tamu pengunjung 500 orang atau misalnya 500 napi menerima tamu kunjungan itu petugas kita yang menggeledah. Secara manusiawi mungkin kelelahan juga jadi bisa lewat lah, maka sekarang kita menggunakan prasarana dan operasinya terus dilakukan bisa saja bocor, apalagi di daerah-daerah yang tidak memiliki peralatan lengkap atau apalagi ada mental-mental petugas yang tidak benar. Ada beberapa yang sudah ketangkap termasuk petugas kita langsung dipecat, ada yang diturunkan pangkatnya dan tidak boleh naik jabatan selama 3 tahun,” jelasnya.

Yasonna berjanji akan terus melakukan perbaikan sehingga peredaran narkoba di lapas bisa diberantas hingga mampu mengurangi pengguna dan pengedar narkoba.

“Tahun ini kita dapat anggaran, kita sudah membeli beberapa peralatan pendeteksi narkoba. Di lapas-lapas narkoba yang besar, yang berpotensi kita sudah membeli beberapa peralatan yang canggih. Disamping itu yang paling penting adalah operasi-operasi reguler termasuk HP. Kita kerja sama dengan pihak lain, kadang kita tes urine kepada petugas dan kepada napi yang dicurigai sehingga kita tahu. Kalau ada napi yang positif berarti ada disitu, baru kita obrak abrik. Kita tidak bersih 100% tapi kita terus melakukan pembersihan-pembersihan. Dari data yang saya terima terjadi penurunan yang cukup baik, memang ada terindikasi orang-orang yang membuat jaringan, tapi sekarang kita punya aplikasi yang melacak sel-selnya,” tutupnya.