Cita-cita seseorang perlu dicapai bersama mimpi-mimpinya, namun kegagalan seseorang juga tidak akan membuat ia berhenti untuk menekuni sebuah profesi.

Sosok pemudi asal Surabaya, Laurentia Editha, misalnya, boleh berbangga bahwa bukan hanya ada wayang saja yang ditampilkan di film tersebut tetapi juga dalam setiap soundtrack musik yang kita nikmati dalam setiap episode film ini.

Setelah lulus SMA ia sudah diterima di fakultas kedokteran Universitas Atma Jaya. Ternyata hal itu tidak terlalu sreg di hati Laurentia.

Panggilan hidup dan passion yang jauh lebih kuat adalah musik, dan tepatnya langsung ingin menjadi komposer musik untuk film, dance, dan berbagai insidental musical events / creation. Laurentia Editha asal Surabaya ini sewaktu kecil banyak berkecimpung di dunia musik Surabaya sebagai pianist, dalam kegiatan sebagai soloist atau juga pengiring di koor gereja ataupun soloist instrument lainnya.

Pemudi lulusan SMA Cita Hati Surabaya ini memang dari dulu sudah suka musik, cuma passion di bidang ini belum langsung terwujudkan dalam bentuk sebagai professional musician, terutama menjadi komposer musik untuk berbagai film. Ternyata, keputusan satu malam yang membuat dia langsung menetapkan hati menjadi komposer musik film, dibandingkan mengambil jurusan untuk menjadi dokter kesehatan di Atma Jaya, berbuah manis. Keputusannya ini membawa dia melanglang buana ke Negeri Paman Sam.

Boston, Amerika Serikat, adalah pilihannya untuk mengambil Bachelors of Music in Film Composition di tempat padepokan musik profesional dunia, yaitu Berklee College of Music, dan sekarang membawa dia hijrah ke negeri Hollywood di Los Angeles, California.

Dia juga baru-baru ini mendapat kehormatan untuk menjadi assistant music (arranger and composer) buat komposer Spanyol muda terkenal yang sekarang tinggal di Hollywood, yaitu Federico Jusid. Dengan kolaborasi yang baru ini, Laurentia mendapat kesempatan untuk mengerjakan musical projects di Amerika dan Spanyol, dan kemudian di berbagai tempat lainnya di Eropa.

Siapa saja tokoh film composer dunia yang menjadi pujaan dan inspirasi Laurentia? Salah satunya adalah Thomas Newman, komposer kawakan dunia dari Los Angeles yang termasuk dari dinasti keluarga film composer di USC (University of Southern California), seperti ayah dia, yaitu komposer Alfred Newman. Thomas Newman terkenal sebagai komposer dari film seperti Wall-E, Finding Nemo, dan James Bond’s Skyfall.

Dan juga komposer Inggris John Powell, yang sangat piawai dan legendaris, dengan berbagai karya scoring yang terkenal seperti Ice Age series, How to Train Your Dragon, dan juga X-Men: The Last Stand.

Laurentia juga berbagi tentang seluk beluk seni sebagai komposer perfilman. Seorang komposer film yang bagus itu bukan hanya membangun, menambah, memperkuat suatu gambar film, tetapi juga membuat suara musik (dan juga suara senyap, non suara, silence) menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam film tersebut.

Penonton akan merasa perkembangan alur emosi cerita film dan musik menjadi suatu hal yang menyatu, yang natural, dan tidak merasa akan adanya bagian atau andil dari komposisi musik di film tersebut. Suatu filosofi yang sangat dalam dan detail sekali, dari seorang Laurentia Editha yang tergolong masih sangat muda sekali.

Terutama tentang pendapat dan filosofi-nya tentang kesunyian, tentang silence yang juga bagian penting dari film scoring / musik film. Selain andil Laurentia sebagai assistant music (arranger and composer) di film STAR TREK DISCOVERY, PROFESSOR MARSTON, dan WONDER WOMAN, Laurentia juga sempat menjadi composer utama untuk project dance besar dari Surabaya, dengan Center Point Ballet Academy. Kolaborasi ini menarik juga, karena dia membuat suatu produksi selama satu jam buat koreografer dan produser Chandra Kirana. Dalam produksi ini Laurentia mempertunjukkan kebolehannya membuat karya-karya musik original, dengan mempersatukan elemen internasional, futuristik, techno, dan juga elemen tradisional khas Indonesia, dalam bentuk ritme dan suara-suara gamelan ataupun suling.

Laurentia berharap akan terus berkolaborasi dan membuat banyak karya di Indonesia dan Asia Pasifik dengan berbagai orang di sana, dan tentu juga mengangkat elemen Indonesia di berbagai komposisi film internasional.

Mari kita simak lebih lanjut, perbincangan Laurentia Editha dengan Kabarinews Aryo Wicaksono.