KabariNews – Keterampilan bulu tangkis nampaknya tak jauh-jauh dari diaspora Indonesia ke manapun mereka merantau. Kira-kira itulah situasi yang tepat untuk mengilustrasikan kisah atlet badminton Amerika Serikat (AS), Jamie Subandhi. Lahir di Long Beach (California, AS), Jamie merupakan putri pasangan Maria (asal Purbalingga) dan Hengki Subandhi (asal Bandung). Selain sebagai ayah, Hengki juga merupakan pelatih pertamanya dan yang memperkenalkannya pada olahraga raket tersebut saat ia berusia 5 tahun. Sejak tahun 1996, Orange County Badminton Club (OCBC) menjadi rumah kedua bagi Jamie untuk mengasah keterampilan bulu tangkis. Di sanalah, ia berlatih di bawah bimbingan ketiga pelatihnya. Mereka adalah Ignatius Rusli, Cai Zi Min, dan Rudy Gunawan. Sebelum hijrah ke AS, Rudy merupakan mantan atlet bulu tangkis nasional dan pemain bulutangkis ganda legendaris Indonesia. Pada Olimpiade Barcelona 1992, ia berhasil menyumbangkan medali perak untuk Indonesia bersama pasangannya, Eddy Hartono. Berduet dengan Ricky Soebagja, Rudy berhasil meraih gelar juara dunia ganda putra setahun kemudian.

Meraih medali Emas di 3rd Mercosul International (Dok. Team USA)Demi lebih memfokuskan diri pada dunia bulu tangkis, alumni UCLA angkatan 2011 ini memutuskan untuk menarik diri sementara dari ranah keilmuan Fisiologi yang pernah ditekuninya.

PERJALANAN MENUJU OLIMPIADE RIO 2016

Setelah mengikuti berbagai tahapan proses kualifikasi, Jamie dinyatakan lolos oleh Komite Olimpiade Amerika Serikat (USOC) untuk mewakili AS di ajang Olimpiade Rio 2016. Dengan demikian, ia merupakan atlet keturunan Indonesia kelahiran AS pertama yang mewakili Negeri Paman Sam di ajang Olimpiade. Tahun ini juga merupakan pertama kalinya dalam sejarah tim AS lolos kualifikasi untuk kelima nomor pertandingan dalam cabang olahraga badminton. Saat ditemui oleh tim Kabari News Los Angeles sepuluh hari sebelum keberangkatannya ke Rio de Janeiro, Jamie mengatakan bahwa ia tak pernah menyangka mimpinya untuk dapat mewakili negeri kelahirannya di panggung sebesar dan seistimewa Olimpiade dapat menjadi kenyataan.
Meski demikian, ia mengaku proses persiapan Olimpiade tidak terlalu berbeda dengan persiapan fisiknya di ajang-ajang internasional terdahulu. Baginya, perbedaan yang mencolok hanyalah pada tahapan persiapan mental. Atlet yang mengidolakan Carolina Marin (Spanyol) dan Zhao Yunlei (RRT) inipun merasa tak sabar untuk berpartisipasi dalam upacara pembukaan Olimpiade 2016 yang bertempat di Stadion Maracana.

Berdasarkan keputusan USOC, Jamie akan berpasangan bersama Phillip Chew untuk nomor lomba ganda campuran. Duet Jamie- Phillip bukanlah sesuatu yang baru. Keduanya berpartner pertama kali saat Jamie berusia 10 tahun dan Phillip berusia 5 tahun. Bersama Phillip pula, ia sukses memboyong medali emas untuk kategori ganda campuran di Pan American Games 2015. Pada ajang yang sama, ia juga mendapatkan medali perunggu untuk kategori tunggal putri.

Melihat ke belakang, Jamie percaya bahwa suksesnya tidak terlepas dari jasa orang-orang terdekatnya. Namun di antara banyak pihak yang mendukungnya, ia memberikan kredit terbesar untuk sang ibu. Menurut Jamie, ibundanya merupakan sosok yang selalu menguatkan mentalnya baik di saat meraih kemenangan, maupun kekalahan sekalipun. Ia juga sangat berterimakasih atas dukungan pihak Yonex dan OCBC yang selalu memastikan bahwa dirinya mendapatkan pelatihan yang baik sebelum tampil di berbagai pertandingan.

Sehubungan dengan popularitas bulu tangkis, Jamie menilai olahraga raket tersebut semakin dikenal di AS. Dengan semakin banyak orang yang terlibat, wanita penyuka sambal ini yakin ke depan bulu tangkis akan semakin mendapat tempat di tengah masyarakat Amerika. Tak lupa, kepada muda-mudi Indonesia di manapun berada, ia berpesan agar selalu pantang menyerah. Untuk mengenal sosoknya lebih jauh, Anda dapat berinteraksi dengan Jamie melalui jejaring sosial media Facebook (jamiesubandhibadminton) dan Instagram (jsubandhi). (1014)