Marco Sebastian, yang berdomisili di kawasan Sudirman, Jakarta ini seringkali merasa kesulitan mencari tempat cukur rambut yang berdekatan dengan apartemennya. karena tidak juga menemukan tempat cukur atau barber shop yang dekat, maka muncul ide untuk mendirikan barber shop yang lokasinya berdekatan dengan kawasan perkantoran, niaga, apartemen, dan perguruan tinggi.

“Saya berpikir sebagian besar orang di sekitar sini juga mempunyai pikiran yang sama, sehingga muncul ide untuk memulai membuka sendiri barber shop di deket rumah,“ ujar Marco saat ditemui Kabari di Kawasan Sudirman, Jakarta.

Dengan segala persiapan dan rencana bisnis yang cukup panjang, akhirnya Marco berhasil mendirikan Sterling Barber Shop di Citywalk, Sudirman, Jakarta di penghujung tahun 2015. Pria Lulusan S-2 University of Seatlle, Washington, Amerika Serikat ini, merancang Sterling sebagai barber shop premium. Yang menarik Marco berhasil menyulap Sterling sesuai keinginannya dan tanpa harus belajar khusus terlebih dahulu. Karena awalnya, Marco mengaku hanya ingin melibatkan diri sebagai investor saja, namun karena kendala yang dihadapi, dirinya pun terpaksa belajar sendiri.

“Karena belum pernah menggeluti bisnis ini, jadi sambil jalan kita belajar bagaimana mengelola bisnis ini, “ ujar Marco yang memiliki 9 orang karyawan. Tarif mencukur rambut premium di sterling ini mencapai Rp 110 ribu. Barber shop beroperasi pada hari Senin – Jumat pada pukul 11.00 – 21.00 WIB. Khusus untuk akhir pekan buka dari jam 09.00 – 19.00 WIB.

Setiap pelaku usaha tentu akan memberikan pelayanan terbaik untuk menarik pelanggannya, pun demikian dengan Marco, di barber shop miliknya Marco mengutamakan kenyamanan. Selain itu, karena usahanya bidang jasa, ia juga memberikan servis yang dinilai cukup memuaskan dengan menghadirkan kapster yang berkualitas. “Dan kebetulan kapster kami itu berkualitas, sehingga banyak orang kembali ke kami. Ya karena cocok dengan kapster kami,“ ungkap Marco.

Bagi Marco, kenyamanan pelanggan sangat sulit didapatkan, karena itu ia berusaha untuk menciptakan suasana yang berbeda dengan barber shop pada umumnya. “Jadi kami membuat pelanggan merasa benar-benar nyaman di tempat kami, ngga hanya datang, lalu cepat-cepat potong rambut langsung keluar, tapi mereka bisa menikmati dulu suasana, duduk santai. Itu yang sebenarnya kami harapkan” kata Marco.

Dari membangun bisnisnya ini, Marco jadi benar-benar serius dan belajar banyak hal mengenai cukur rambut, selain itu ia merasa senang karena bisa membuka lapangan pekerjaan baru. Marco sendiri menyukai bisnis ini karena tertantang dengan peluang usaha baru. “Banyak hal-hal yang saya pelajari buka usaha ini,” ungkapnya.

Membuka usaha baru, kata Marco, jangan pernah takut mencoba. Ia pun membagikan kiat dalam membuka pulang dan merintis sebuah usaha. “Kalau kita bikin usaha. Satu hal yang kita harus lihat apakah kita bisa menyelesaikan masalah, selama kita menyelesaikan suatu problem seperti saya tidak bisa menemukan barber shop disekitar sini, menurut saya suatu model yang patut diteruskan,“ ujar Marco berbagi pengalaman.

Marco pun melihat banyak orang takut membuka usaha karena tidak memiliki pengalaman dalam bidangnya, nah, hal inilah yang sebenarnya menjadi suatu hambatan untuk membuka sebuah bisnis. Baginya, apa pun bisa dengan mudah dipelajari di era milenial seperti sekarang ini. Pesan Marco, jangan pernah takut memulai hal baru, karena mungkin ada peluang.

“Tidak perlu takut, harus berani mencoba, walaupun kalau memang mau mengurangi resiko, carilah Partner, kalau mau sukses kita harus berani mencoba,“ pungkas Marco.