KabariNews – Pendatang baru di dunia musik, Chikita Rosemarie  baru saja menelurkan single terbaru bertajuk Kembali.  Chiki, panggilan akrabnya mengagumi sosok Kartini. “Bagi saya sosok Kartini adalah sosok yang inspiratif, khususnya sebagi seorang perempuan, karena dia adalah pendobrak. Pada jamannya perempuan tidak bisa memperoleh  hal-hal yang sifatnya hakiki, yaitu pendidikan. Dia mendobrak langit-langit kaca d imana karena budaya lokal perempuan tidak bisa memperoleh pendidikan, “ ujar Chiki saat ditemui Kabari di Museum Nasional, Medan Merdeka, Jakarta Pusat, (22/4).

Lanjutnya, Kartini adalah wanita revolusioner dan pelopor. “Kartini mendapatkan banyak ilmu tentang hak-hak asasi manusia dari surat menyurat dengan sahabatnya di Belanda.  Jadi menurut saya dia itu memanfaatkan jaringan sosial, serta modal sosial yang dia punya, “ katanya

Hal lain yang menjadi kekuatan seorang Kartini, menurut Chiki adalah sosok perempuan yang sangat peduli dengan keluarga serta lingkungan sosialnya. Kartini pun memikirkan bagaimana masa depan adik-adiknya, serta kaum perempuan lainnya di sekitarnya.

Kartini memberikan pesan bahwa perempuan Indonesia memiliki masa depan yang lebih baik. “Itulah kenapa kita ingin bergerak, jadi selain dia cerdas bisa memanfaatkan modal dan jaringan sosisal, dia punya kepedulian yang tinggi terhadap lingkungannya, dan dia juga berani untuk menyuarakan aspirasinya, berani untuk melakukan tindakan, “ terang Chiki yang hadir dalam acara Lomba Menghias Tumpeng yang diselenggarakan oleh Yayasan Belantara Budaya Indonesia dan Museum Nasional.

Dalam acara ini, Chiki berkolaborasi dengan sekelompok anak – anak pemain angklung, menyanyikan lagu  “Ibu Kita Kartini”.

“Sebagai anak-anak, mereka secara tulus menyukai apa yang mereka mainkan, angklung, ada juga yang gamelan, saya senang sekali, karena seni budaya Indonesia harus disosialisasikan sejak dini, “ terang Chiki

Masyarakat masa kini dinilai Chiki masih kurang menghargai seni budaya Indonesia, karena  dianggap kurang populer. “Untuk bisa mempopulerkan seni budaya yang sifatnya tradisional dan membuat itu berkesinambungan. Dibutuhkan generasi yang lebih tua dan dewasa untuk bisa mesosialisasikan rasa cinta terhadap budaya lokal, serta generasi muda juga ditanamkan rasa cinta terhadap seni budaya seperti itu, “ pungkasnya. (Kabari1008/Foto&Video:1008)