KabariNews – Baru-baru ini, UCLA menjadi tuan rumah konferensi geografi dengan tajuk Lands, Livelihoods, and Displacement in Indonesia yang bertujuan untuk membahas permasalahan agrarian dan tata ruang di Indonesia. Acara yang diorganisir oleh Prof. Eric Sheppard dan Prof. Helga Leitner menghadirkan para pakar dan aktivis dari dalam dan luar negeri. Konferensi yang berlangsung selama 3 hari ini merupakan bagian dari rangkaian program studi Indonesia tahun ini.

Eric mengungkapkan bahwa tujuan utama konferensi tersebut adalah untuk mempertemukan peneliti masalah perkotaan dan pedesaan dalam suatu forum. Dengan pengalaman dan pengetahuan masing-masing, mereka diharapkan dapat saling berbagi dan melengkapi dalam upaya mencari solusi. Selain itu, mereka juga mendiskusikan lebih jauh dampak alih fungsi lahan terhadap penduduk yang tergusur dan tanah itu sendiri. Menurut Helga, forum tersebut unik karena latar belakang pembicara yang beragam. Keduanya mengungkapkan keinginan mereka untuk melibatkan lebih banyak mahasiswa sarjana dan pascasarjana dalam penelitian yang berkenaan dengan isu tata ruang dan agraria di Indonesia. Bekerja sama dengan 2 pakar dari University of Minnesota, Eric dan Helga kini mengadakan penelitian mengenai transformasi lahan perkotaan, khususnya di Jakarta dan Bangalore (India).

Kontributor Kabari News juga sempat melakukan wawancara dengan Martua Sirait, salah satu pembicara konferensi
yang datang secara khusus dari Indonesia. Di samping kesibukannya sebagai Direktur Pengembangan Kebijakan di Samdhana Institute, ia membantu tim kerja reforma agraria di Kantor Staf Presiden. Menurut rencana, program tersebut akan mulai diimplementasikan pada tahun 2017 dengan target pembagian 9 juta hektar lahan kepada petani-petani tak berlahan dan mengembalikan tanah masyarakat adat yang hilang di masa lampau. Selama berproses, ia juga melihat pemerintahan Presiden Joko Widodo yang memasukkan langkah koreksi ke dalam rencana kerja di bidang reforma agraria.

DUKUNGAN DANA JULIA & KEN GOUW PERKUAT PROGRAM STUDI INDONESIA DI UCLA

Undangan santap malamPendirian program studi Indonesia didirikan pada tahun 2008 oleh Profesor Robert Lemelson, seorang sineas dokumenter dan pengajar mata kuliah antropologi di UCLA. Program studi Indonesia ini berada di bawah naungan UCLA Center for Southeast Asian Studies (CSEAS). Sejak berdirinya, program tersebut telah mengadakan berbagai seminar tentang sosio-politik, sejarah, budaya, antropologi, geografi dan lingkungan Indonesia serta komunitas Indonesia-Amerika. Program ini juga pemutaran film dan acara kebudayaan, menghadirkan para pakar internasional ke UCLA dan memberikan beasiswa kepada mahasiswa-mahasiswa UCLA yang mempelajari Indonesia dan melakukan penelitian di Indonesia.

Kelanjutan dan kemajuan program studi Indonesia juga tidak terlepas dari dana yang diberikan oleh Julia dan Ken Gouw sejak tahun 2015. Julia Gouw merupakan seorang bankir AS kelahiran Indonesia yang sukses dan pernah mengemban jabatan prestisius sebagai Presiden dan Chief Operating Officer (COO) dari East West Bank. Majalah American Banker telah lima kali memasukkan Julia Gouw sebagai salah seorang dari 25 wanita paling kuat di dunia perbankan. Setelah pensiun dari hingar-bingar dunia perbankan, ia memfokuskan perhatiannya pada dunia filantropi dan menjadi anggota dewan banyak organisasi. Ketertarikan Julia pada isu diaspora Indonesia dan isu-isu lingkungan di Indonesia juga membuat ia sangat mendukung Program Studi Indonesia di UCLA. Pada jamuan makan malam bersama para peserta konferensi geografi, Wakil Pembantu Rektor untuk International Studies dan Global Engagement Prof. Cindy Fan mengumumkan bahwa Julia dan Ken Gouw berkomitmen memperpanjang dukungan dana mereka untuk Program Studi Indonesia sampai 3 tahun ke depan. Adapun jumlah sumbangan yang telah dan akan diberikan oleh Julia dan Ken Gouw untuk program tersebut dari tahun 2015-2018 akan mencapai 500.000 dollar AS. (1014)