KabariNews, Jika mengunjungi Jogjakarta, ada satu tempat wisata yang menarik yang mungkin belum pernah anda kunjungi. Sempatkanlah diri untuk mengunjunginya. Rasanya kurang lengkap perjalanan wisata anda jika tidak kesana. Selain sebagai variasi wisata, anda bisa menikmati sejuknya udara pegunungan. Karena selama ini, Jogjakarta dikenal sebagai tempat wisata budaya, sejarah, dan tempat wisata kuliner.

Adalah Wisata Lava Gunung Merapi. Gunung yang yang memiliki ketinggian 2.930 meter dari permukaan laut ini, menawarkan destinasi wisata yang terbentuk dari kejadian fenomena alam yaitu akibat letusan pada tahun 2010 lalu. Dan  boleh di katakan sebagai destinasi wisata baru yang ditawarkan Jogjakarta yang wajib dikunjungi. Anda bisa melihat bekas atau sisa-sisa akibat letusan Gunung Merapi disertai awan panas dan material gunung lainnya.

Seperti yang dikatakan Nia, salah seorang pengunjung dari Jakarta yang datang bersama rombongannya dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Cempaka Jakarta. Nia mengungkapkan perasaannya setelah mengunjungi beberapa obyek wisata yang berada di lereng Gunung Merapi. Ada kegembiraan yang bercampur dengan kesedihan yang diungkapkan Nia setelah melihat langsung sisa-sisa akibat meletusnya Gunung Merapi

“Kesan-kesannya menyenangkan banget dapat info yang bagus dari perjalanan tadi, dapat pengetahuan. Jadi terharu terbayang dari kejadian kemarin. Sedih pokoknya”, kata Nia.

Sangat mudah untuk menuju ke lokasi wisata, dari kota Jogjakarta hanya memerlukan waktu perjalanan sekitar 1 jam saja dengan menggunakan alat transportasi umum atau anda bisa menyewa kendaraan sendiri yang banyak tersedia disana. Setelah menempuh perjalanan sekitar 1 jam, Anda akan diantar ke suatu tempat yang disebut pangkalan jeep sebelum menuju lokasi obyek wisata. Kendaraan jenis ini memang dikhususkan sebagai alat transortasi untuk menuju wisata yang berada di lereng Merapi.

Dengan membayar sebesar Rp. 350 ribu untuk paket  rute short (1 kendaraan berisi 4 orang) yang memakan waktu 1,5 jam, atau memilih paket rute medium dengan biaya sebesar Rp. 450 ribu (1 kendaraan berisi 4 orang) dengan waktu selama 2,5 jam. Jika ingin berlama-lama untuk mengeksplore semua obyek wisata yang berada disana, anda bisa mengambil paket rute long yang memakan waktu 4 hingga 5 jam, dengan membayar Rp. 600 ribu (1 kendaraan berisi 4 orang).

Nah, disinilah serunya untuk menuju ke lereng gunung yang paling aktif di Indonesia. Karena rute yang akan ditempuh memiliki medan yang lumayan berat karena harus melewati jalur yang tertutup dari sisa-sisa material gunung. Seakan-akan masuk dalam dunia off road.

Obyek wisata yang menjadi andalan tour wisata lava ada 4 lokasi. Yaitu Museum Sisa Hartaku. Museum yang terletak di Desa Kepuharjo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman, Jogjakarta ini, berdiri diatas sebuah rumah penduduk yang terkena terjangan awan panas dan material gunung. Di museum ini dipamerkan foto-foto, barang-barang seperti perabotan rumah tangga, alat alat elektronik, pakaian, dan kendaraan yang terkena dampak letusan Merapi serta material gunung.

“Jadi ini dulunya terdampak dari erupsi merapi. Tujuan agar wisatawan semakin banyak untuk mengunjungi disini dan supaya wisatawan tahu kejadian dulunya, dampaknya seperti apa sih?”, Jelas Andri, seorang petugas museum.

Kemudian Batu Wajah yang tidak jauh dari Museum Sisa hartaku dan masih dalam wilayah Desa Kepuharjo. Di lokasi ini, bisa dijumpai bongkahan batu besar yang terlempar akibat letusan Merapi hingga ke lokasi tersebut. Batu seukuran kendaraan truk itu,  jika diamati menyerupai wajah manusia. Dan menurut cerita, di lokasi itu dulunya ada pemukiman warga yang sekarang terkubur material gunung hingga mencapai 4 sampai 5 meter. Penduduk setempat, saat ini sudah direlokasi ke lokasi yang lebih aman.

“Disini dulu banyak penduduknya mas, sekitar 120 kepala keluarga dan habis semua. Kalau korban jiwa tidak ada”, kata Supriono, seorang sopir jeep wisata yang merupakan mantan penduduk dilokasi Batu Wajah.

Yang ketiga, yaitu Bunker Kaliadem. Menurut informasi yang berhasil dihimpun, Bunker kaliadem dibuat pada jaman penjajahan Belanda dan dibuat sebagai perlindungan saat Gunung Merapi meletus. Di wilayah ini dulunya merupakan hutan pinus, karena erupsi Gunung Merapi di tahun 2006 dan tahun 2010 lalu.

Ada pula rumah dan makam juru kunci gunung Merapi, mbah Marijan. Di lokasi itu terdapat rumah peninggalan dan makam mbah Marijan yang meninggal saat Merapi erupsi. Dilokasi tersebut juga di pajang benda-benda milik mbah Marijan seperti seperangkat alat musik  gamelan yang konon bisa mengeluarkan suara sendiri.

Jika sudah puas mengunjungi ke-4 obyek wisata tadi, barulah berkeliling desa melihat sisa-sisa rumah penduduk dan pemukiman warga yang terpendam akibat material gunung. Masih tetap mengasyikan, karena jalur perjalanan masih berbatu dan naik turun.

Jika merasa lapar dan haus, anda tidak perlu kuatir, karena dilokasi-lokasi wisata tersebut, banyak berjajar warung-warung tradisional yang menyajikan makanan dan minuman. Di setiap pangkalan jeep juga banyak berdiri warung-warung tradisional.

Pilihlah waktu yang tepat, jika ingin berwisata ke lereng  Gunung merapi. Alangkah baiknya sehabis musim hujan. Karena akan terhindar dari debu yang akan mengganggu pandangan mata. Selain itu jalur yang akan ditempuh tidak begitu licin.

Sebagai informasi tambahan, di sekitar pangkalan-pangkalan jeep juga disediakan penginapan. Selamat berwisata. (Kabari 1003/foto dan video)