KabariNews – Trinity, seorang travel blogger sekaligus penulis buku berjudul ‘The naked traveler’, menceritakan kisahnya menjelajahi wisata dunia.

Perempuan kelahiran Sukabumi ini memang sudah terbiasa jalan – jalan sejak kecil, “Jadi waktu masih kecil kedua orang tua sering ngajak jalan-jalan, jadi begitu sudah independen, sudah mandiri sudah tidak bisa di stop jadi bawaannya pengen jalan-jalan terus,“ ujar Trinity saat ditemui Kabari di rumahnya di kawasan Jakarta Selatan.

Merasa bosan dengan rutinitas jadi alasannya terus berwisata. Yang menarik perjalanannya tidak hanya untuk dirinya sendiri, karena dari hobinya itu Trinity sudah meluncurkan 13 seri buku yang ditulis dari pengalamannya menjelajah dunia. Bertemu dengan hal baru lebih mengasyikan baginya. “Kalau kita lihat melakukan itu-itu saja, sementara kalau jalan-jalan kita ketemu orang baru, pemandangan baru, pengetahuan baru, semuanya serba baru, jadi kayaknya menyenangkan sekali pokoknya“ katanya.

Tak dipungkiri nya, jalan–jalan memang membutuhkan biaya yang tak sedikit. Tapi Trinity tak kehilangan ide, ibarat peribahasa ‘sambil menyelam minum air’ jadi sambil jalan-jalan dia bisa berbagi pengalaman dengan menuliskan semua kegiatan dan hal baru yang dia temui saat berwisata.

Menjadi seorang backpacker independen tentu memiliki segudang pengalaman. Dengan bangganya ia bercerita telah mengelilingi nusantara (34 provinsi). Sementara jangkauan luar negeri paling sering dia kunjungi adalah Malaysia, karena menurutnya jarak lebih terjangkau. Untuk negara paling jauh, Trinity sudah menjelajah sampai ke Amerika dengan destinasi California, Florida, New York dan Atlanta.

Perempuan yang masih aktif menulis sambil berwisata ini mengaku kerap menemui kendala, terutama jadwal penerbangan yang tidak menentu. “Kalau di Indonesia justru paling sulit jalan-jalannya, karena tingkat ketidakpastian nya tinggi, kita nggak jelas jadwal, sering telat sering delay apalagi Indonesia negara kepulauan jadi kita nggak jelas gitu, tergantung cuaca yang tidak stabil, justru kita sudah sering jalan-jalan ke Indonesia, mau jalan-jalan ke manapun di seluruh dunia, ya merem aja itu mah gampang, “ terang Trinity.

Semua perjalanan Trinity tertulis rapi di blog pribadinya, alasannya sederhana ia ingin membuat kenangan. Tapi siapa menyangka tulisannya justru menginspirasi banyak orang, karena pembaca menjadikan tulisan perjalanan Trinity sebagai acuan sebelum menuju ke destinasi yang diinginkan. Kepuasan lain, dari tulisannya Trinity jadi bisa mengenang penjelajahan nya mengarungi dunia.

Di dukung teknologi, persiapan perjalanan Trinity tak banyak menemui kendala. Sebelum memutuskan pergi ke suatu destinasi, ia merasa dimudahkan dengan teknologi yang ada. Hal utama yang dilakukan sebelum jalan-jalan adalah riset terlebih dahulu, bagaimana kita menghitung anggaran untuk biaya – biaya disana, seperti transportasi dan biaya lainnya. “Jadi sekarang sebelum pergi browsing dulu, di sana paling ngga biaya hidupnya berapa, kita sudah siapin budget, ini yang paling penting,“ katanya.

Tak hanya mendatangi destinasi baru dan menginjakkan kaki di tempat-tempat terkenal, Trinity juga selalu menyempatkan diri untuk mencicipi kuliner khas. Banyak sekali yang dilakukan Trinity saat mengunjungi tempat wisata, misalnya melakukan aktifitas diving, berenang, atau adventure, ia tak akan menyia-nyiakan waktu untuk memenuhi bucket list nya.

Bagi Trinity, jalan-jalan merupakan investasi, selain sudah menjadi kegemarannya juga banyak sekali mendapatkan manfaat yang biak. Mendapat pengetahuan serta wawasan yang baru menjadikan ia open minded, sebagian orang ada yang mengatakan istilah “kurang piknik” menurut Trinity, “Itu bener banget, “ucapnya membenarkan.

Wanita backpacker yang dikenal independen ini masih mengejar untuk keliling dunia, menjelajahi negara lain yang belum ia singgahi. Dalam catatan yang ada sekitar 200 negara yang ingin dia kunjungi, sementara ia baru keliling 81 negara. Dia optimis, suatu saat bisa mewujudkan impiannya itu.