KabariNews – Perempuan perlu bercermin dari sejarah yang memperlihatkan gigihnya perjuangan Kartini, walaupun dalam perjuangannya itu ia menghadapi banyak tantangan. Karena perjuangannya  untuk kaum perempuan, setiap tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini, seorang perempuan kelahiran Jepara yang karyanya berupa kumpulan surat-surat Kartini mendunia.

Pada tahun 1911, terbit buku ‘Door Duisternis tot Licht’ (Habis Gelap Terbitlah Terang) yang berisi kumpulan surat-surat yang pernah dikirim Kartini pada teman-temannya di Eropa. Kumpulan surat tersebut disusun dan dibukukan oleh JH Abendanon. Dalam surat-surat tersebut, Kartini berdialog tentang gagasan dan impian-impiannya mengenai pendidikan, akan tetapi impian tidak selalu beriringan dengan kenyataan, Kartini dijodohkan dengan Bupati Rembang yang sudah menikah tiga kali. Walaupun mengadapi ironi ini, dia tetap berjuang mendirikan sekolah bagi perempuan.

Dalam surat-suratnya, Kartini meratapi buta huruf di kalangan perempuan karena tidak tersedia peluang pendidikan bagi mereka. “Kami gadis-gadis Jawa, tidak boleh memiliki cita-cita, karena kami hanya boleh mempunyai satu impian, dan itu adalah dipaksa menikah hari ini atau esok dengan pria yang dianggap patut oleh orangtua kami” kutipan surat Kartini.

Baca artikel selengkapnya di Kabari Digital