Kurangnya pemahaman masyarakat tentang penyakit kanker serviks menjadikan
banyak orang tidak menyadari bahaya penyakit mematikan bagi wanita tersebut,
pasalnya lebih dari 70 persen mereka yang berobat dan terdekteksi mengidap
kanker serviks baru memeriksakan diri setelah stadium lanjut dan peluang
kesembuhannya kecil.

Komunikasi dengan dokter yang kurang intensif pun jadi salah satu
penyebabnya, hal ini disampaikan dr. Sigit Purbadi, Sp.OG(K) dari Insitaf
Pencegahan Kanker Serviks Indonesia (IPKASI). “Sebagian besar dokter kita
kurang komunikatif dan tidak suka mendidik pasiennya. Ditambah lagi masyarakat
juga tidak punya akses informasi yang cukup sehingga terjadi gap informasi,”
paparnya.

Melihat keprihatinan itu, dokter yang tergabung dalam IPKASI, sebuah
organisasi nirlaba yang berfokus pada pencegahan kanker serviks, hari ini (28/4)meluncurkan
situs www.kankerserviks.com untuk
memberikan informasi kepada masyarakat yang membutuhkan.

Di situs berbahasa Indonesia
dan Inggris itu memberikan banyak informasi seputar kanker serviks, mulai dari
gejala, penyebab sampai pencegahannya. Para
pembaca juga dapat berkonsultasi langsung secara online dengan dokter untuk
menanyakan penyakit seputar kanker serviks.

Dalam sehari puluhan wanita terdiagnosis kanker mematikan ini dan lebih dari
20 wanita meninggal dunia. Dengan adanya situs ini diharapkan kesadaran masyarakat
khususnya wanita agar sedini mungkin mendeteksi dan memeriksakannya. Vaksinasi merupakan pencegahan primer terhadap
kanker servikas. Mendeteksi diri dengan papsmear atau IVA dapat dilakukan untuk
pencegahan sekunder yang fungsinya mendeteksi sel abnormal atau lesi prakanker.

Lakukan pencegahan sebelum terlambat, penyakit pembunuh nomor satu
wanita ini bisa mengancam siapa saja.

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?36667

Untuk melihat artikel Kesehatan lainnya, Klik di sini.

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

____________________________________________________

Supported by :