KabariNews – Jaringan komputer Sony Corporation terus menjadi incaran para peretas (hacker). Sebanyak 77 data pengguna Play-Station dilaporkan bocor. Yang lebih mengkhawatirkan, data 12,3 juta pengguna kartu kredit yang terkait dengan laman (website) Sony juga dibobol para peretas.

Sony tidak tinggal diam. Mereka serius melakukan penyelidikan, termasuk mensinyalir peretas Indonesia sebagai salah satu yang berhasil menyusup ke laman Sony Music Entertainment.
“Memang benar kami sedang menyelidiki hal ini. Salah satu penyusup dari Indonesia, juga negara lain seperti Yunani. Mereka memasuki web kami, tetapi sampai saat ini tidak ada data kartu kredit berhasil mereka curi,” papar Vice President Sony Corporation Shiro Kambe seperti diberitakan Antara awal bulan ini.

Dia menjelaskan, peristiwa penyusupan web Sony oleh para peretas Indonesia ternyata mengakibatkan 8.500 data konsumen terancam kerahasiaannya. Data itu termasuk nama lengkap konsumen Sony, alamat, e-mail, nomor telepon, dan password. “Tapi sekali lagi saya tekankan, data kartu kredit mereka (konsumen Sony) tidak bocor, tetap terjaga dengan baik pada server kami,” tegas Shiro.

Menurut dia, peretas melakukan penyusupan sekitar bulan April. Selain Sony di Jepang, laman Sony di Thailand turut disusupi peretas. Sony menyatakan belum mengetahui motif dari para peretas internasional ini. “Semua itu pasti ada kaitan satu sama lain,” analisis dia. Awal Mei lalu Sony Corp juga telah menginformasikan kejadian ini ke sebuah panel parlemen Amerika Serikat.

Laporan terutama menyangkut 77 juta data pengguna online games PlayStation di internet yang juga disusupi peretas. “Penyusup itu mengambil berbagai informasi pribadi pengguna online games tersebut dan diperkirakan sekitar 77 juta bocor ke luar,” lanjutnya. Meskipun demikian Sony sampai saat ini belum menerima laporan komplain dari para konsumennya yang mendaftar di internet games PlayStation.

Namun sebagai langkah antisipasi, Sony telah menghentikan pelayanan PlayStation lewat internet sejak 20 April lalu. ”Saat ini terus dilakukan penyelidikan hingga ke seluruh sistem jaringan Sony ke berbagai server yang ada,” ungkapnya.

Kantor berita Reuters juga melaporkan, kelompok Lulz- Sec mengklaim telah membobol server yang menjalankan laman Sony Pictures Entertainment dan mengakses informasi pribadi lebih dari 1 juta pelanggan Sony.

Seperti menunjukkan kelemahan Sony yang tidak bisa mencegah penyusup, Lulz Sec menerbitkan nama, tanggal lahir, alamat, e-mail, nomor telepon, dan password dari ribuan orang peserta kontes yang dipromosikan produsen raksasa elektronik itu.

Seorang juru bicara Sony menyatakan bahwa perusahaan telah melihat klaim LulzSec, tetapi menolak menjelaskannya. LulzSec mengaku bertanggung jawab atas serangan selama beberapa bulan terakhir.

Kelompok ini mengatakan telah merusak laman jaringan televisi AS, PBS, dan memasukkan data yang telah dicuri pada servernya pada Senin untuk memprotes dokumentasi “Front Line” mengenai WikiLeaks. Mereka juga menyusup masuk ke laman Fox.com dan mempublikasikan data mengenai kontestan ajang bakat TV Fox, X Factor.

John Bumgarner, chief technology officer unit konsekuensi cyber AS, sebuah kelompok nonprofit yang memonitor serangan web, mengaku tidak terkejut bila sistem Sony kembali dijebol.