Kebahagiaan yang sebenarnya tidak dinilai dari berapa jumlah
uang yang dimiliki, juga bukan karena banyaknya sanjungan atas kesuksesan,
kencantikan, dan kelebihan sesorang. Kebahagiaan yang sesungguhnya tidak terbatas
oleh sesuatu.

Sebuah kisah nyata dari seorang wanita bernama Xu Yuehua,
dengan keterbatasan fisik ia mampu bangkit dan memperoleh kebahagiaannya
bersama orang-orang yang ia kasihi.

Sebelum terjadi kecelakaan kereta api, Xu Yuehua adalah seorang gadis muda yang
normal seperti teman-teman sebayanya. Di usia 13 tahun Xu Yuehua harus menerima
kenyataan hidup tanpa kedua kakinya.

Tanpa kaki di usia yang sangat muda mungkin serasa kiamat.
Bagaimana dengan masa depan? Adakah yang akan memperistrinya? Mungkinkah punya
anak? Apa ada orang yang menerimanya berkerja? Apalagi kondisi Xu Yuehua saat
itu adalah yatim piatu. Tidak semua orang mungkin bisa kuat mengahadapi
kenyataan hidup pahit seperti Xu Yuehua.

Xu Yuehua adalah manusia biasa yang pernah mengalami
masa-masa putus asa, namun keikhlasan membuatnya sadar bahwa tugasnya adalah
menjadikan hidup dan tubuhnya berguna bagi orang lain selama dia diberi
kesempatan tinggal dan hidup di dunia. Merasakan kehidupan sebagai yatim piatu
sejak kecil dan dengan mengandalkan dua kursi kayu pendek untuk berjalan dan
menyangga tubuhnya, Xu melanjutkan hidup dengan tujuan dan semangat yang mulia,
yaitu merawat dan membesarkan anak-anak yatim piatu lainnya.

Di Xiangtan Social Walfare House, Xu menemukan panggilannya.
Ia mengabdi sebagai pengasuh anak-anak yatim piatu di lembaga kemanuasiaan itu.
Selama 37 tahun Xu setia mencurahkan kasih sayang kepada anak-anak yang kurang
beruntung, yang lebih menarik lagi dengan keterbatasannya sudah lebih dari 130
anak yang dibesarkannya.

Tidak mudah untuk mengasuh anak satu per satu, perpindah ranjang satu ke
ranjang lain menggunakan bangku pendek penopangnya. Belum lagi saat harus
memberi susu, meredakan tangisan anak yang rewel, bercanda dengan anak-anak. Tapi
wanita yang dijuluki ‘The Stool Mama’ ini melakukan semua tugas dengan baik
tanpa mengeluh.

Tuhan tidak pernah menguji umatnya diluar batas dari kesanggupannya, keyakinan
itu menjawab kesababran Xu. Xu pun bisa bahagia seperti semua orang pada umumnya.
Bahkan semua pertanyaan diatas terjawab sudah pada tahun 1987.

Xu menikah dengan seorang petani sayur yang juga berkerja di
panti asuhan, yaitu Lai Ziyuan. Penikahan bahagia itu mengahasilkan seorang
anak laki-laki sehat yang diberi nama Lai Mingzhi. Kebahagiaan milik semua
orang termasuk Xu Yuehua ditengah keterbatasannya.

Xu Yuehua mengaku bahagia dalam hidup dan pengabdianya. Berpikiran
positif, ikhlas dan selalu bersyukur adalah jalan menemukan kebahagiaan nyata.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?36636

Untuk

melihat artikel Kisah lainnya, Klik
di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :