Jakarta, KabariNews.com- Akhir-akhir ini hubungan (masyarakat)
Indonesia-Malaysia memang sedang memanas. Kisruh ini sebetulnya telah terjadi
sejak beberapa tahun lalu. Tepatnya dimulai ketika Malaysia mengklaim Reog sebagai
budaya asli mereka. Berikutnya mereka juga mengklaim batik, dan beberapa lagu
kebangsaan milik masyakarat Indonesia.
Hal ini kontan membuat sebagian masyarakat Indonesia marah.

Sempat reda sebentar, awal tahun
ini hubungan kembali ‘memanas’ setelah mencuat tiga kasus menghebohkan. Yakni kasus
Manohara, Ambalat dan kasus Siti Hajar, TKI yang diduga dianiaya majikannya di Malaysia.

Terkait ketiga kasus tersebut,
tak terhitung berapa kali kedutaan besar Malaysia di Jakarta didatangi
pengunjuk rasa yang memprotes ‘perlakuan’ Malaysia.

Bahkan di dunia maya seperti
dalam berbagai forum milis, perang umpatan dan cacian antar warga kedua negara yang
sebetulnya serumpun dan bersaudara itu, sudah kerap terjadi.  

Dan ternyata hal seperti itu
bukan cuma terjadi di dunia maya, tetapi juga merembet ke dunia olahraga yang sebetulnya
mengedepankan sportifitas.

Seperti yang terjadi dalam
turnamen  bulutangkis Indonesia Super Series
di Istora Senayan Jakarta
ini. Para penonton Indonesia
yang memang terkenal atraktif bertindak sedikit kurang simpatik terhadap pebulutangkis
Malaysia.

Saat Lee Chong Wei bertanding di
babak semifinal melawan tunggal putra China, Chen Jin, teriakan “Huuu..”
menggema hampir setiap kali Lee Chong Wei memukul shuttlecock atau mendapat poin. Memang akhirnya  itu tidak berpengaruh karena Lee Chong Wei sukses
menundukkan lawannya.

Yang perlu dicatat, terlepas rasa
benci atau kecewa masyarakat Indonesia
atas negara tetangganya itu, tindakan supporter Indonesia dianggap berlebihan.
Apalagi di turnamen kelas dunia seperti ini yang tentu diliput berbagai media internasional.

Dan diperkirakan aksi kurang simpatik
ini akan berlanjut dan bertambah ramai saat Lee Chong Wei berhadapan dengan andalan
tuan rumah Taufik Hidayat dalam final nanti.

Sejak dulu supporter Indonesia
terkenal hingar bingar dan atraktif. Suasana hingar bingar itu memang menjadi ciri
khas dan menimbulkan tekanan berat bagi pemain lawan. Tetapi agak kurang elok jika
kemudian kehingar-bingaran itu malah menjadi ajang mencemooh pemain lawan.

Selamat bertanding!

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?33255

Untuk melihat Berita Indonesia / Jakarta lainnya, Klik disini

Klik disini untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Photobucket