Bethlehem terletak di Tepi
Barat Palestina. Sekiatr 10 km sebelah selatan Kota Yerusalem yang
dikenal sebagai kota suci tiga umat beragama, Yahudi, Kristen dan
Islam. Dalam bahasa Arab Bethlehem berarti rumah daging. Kota ini di
ketinggian sekitar 765 mdpl (dari permukaan laut).

Hari itu tanggal 22 Desember 2008, saya masuk ke kota Bethlehem dari Cairo, Mesir, melalui perbatasan TABA,
Israel. Kami singgah sebentar di kota Elliat, sebuah kota turis di tepi
laut merah. Dari sana perjalanan dilanjutkan dengan perjalanan darat
menuju Yerusalem.

Memasuki tanah tinggi Jurusalem, kita disambut tiga menara tinggi.
Sebelah kanan adalah Hebrew University, yang tengah adalah menara
Gereja Kristen Protestan, dipercaya Yesus Kristus di salib kemudian
naik ke surga di menara ini. Menara ketiga ialah menara gereja Russian
Ortodox.

Masuk ke Basilika kelahiran

Kota Bethlehem merupakan tempat dimana Yesus Kristus dilahirkan.
Rombongan kami, yang semuanya terdiri dari peziarah dalam wisata religi
harus melewati sebuah halaman luas untuk sampai ke gereja kelahiran
yang dibangun di atas gua oleh Konstantin Agung pada tahun (330).
Gereja Kelahiran dikenal juga sebagai Basilika Kelahiran. Tempat ini
mirip seperti benteng.

Basilika diapit oleh tiga biara, Katolik (OFM),
Ortodoks Yunani dan Ortodoks Armenia. Dulu 3 pintu masuk ke dalam
basilika, tetapi sekarang tinggal 1 pintu saja, itupun rendah sekali.
Filosfinya, semua peziarah harus menunduk atas sabda Tuhan saat
memasuki Basilika.

Basilika ini sempat dihancurkan oleh orang-orang Samaria yang memberontak terhadap pemerintahan Kristen Bizantium pada tahun 529. Kemudian direnovasi tahun 570 oleh Kaisar Yustinianus.

Suasana di sekitar Basilika menjelang Natal begitu syahdu. Nyaris
tidak orang yang bersenda gurau, semua larut dalam manisfestasi iman
yang dalam.

Suasana semakin syahdu ketika kaki menjejak di Gua Kelahiran Yesus
Kristus di dalam Basilika. Ada tangga menurun menuju Gua Kelahiran
Yesus. Sementara tempat Yesus dilahirkan, ditandai dengan sebuah
Bintang Perak bercabang 14 dengan tulisan Latin, Hic de Virgine Maria
Iesus Christus natus est (Di sini dari Perawan Maria lahirlah Yesus
Kristus).

Disanalah terdapat palungan, tepatnya disebelah kanan Gua Kelahiran.
Palungan adalah tempat dimana Yesus diletakkan setelah dilahirkan
Perawan Maria. Untuk menghindari tangan usil yang kerap mengambil batu
gua sebagai kenang-kenangan, pemerintah setempat melapisi dinding gua
dengan bermacam hiasan.

Selain Gua Kelahiran, di bawah basilika terdapat beberapa gua lain
yang saling berhubungan. Diantaranya Gua St. Hieronimus yang menetap di
situ sejak tahun 384 sebagai pertapa dan penerjemah Perjanjian Lama ke
dalam bahasa Latin (terjemahan ini dikenal dengan nama Vulgata), Gua
Mimpi St. Yosef, Gua St. Eusebius, murid St. Hieronimus, Gua St. Paula
dan St. Eustokhia, anaknya yang mengikuti Hieronimus ke Tanah Suci dan
mendirikan di situ dua biara.

Mengunjungi Padang Gembala

Selain Basilika, di Bethlehem ada tempat bersejarah lainnya yakni
Padang Gembala. Lokasinya di sebelah timur Betlehem, tepatnya di Bet
Sahur. Menurut kepercayaan, di tempat itulah malaikat turun ke bumi
memberitakan kelahiran Yesus kepada para gembala yang sedang
menggembalakan ternaknya.

Di Padang Gembala terdapat Gereja “Gloria in Excelsis”. Altar
utamanya didukung oleh patung gembala-gembala yang berlutut. Gereja
ditutup dengan sebuah kubah. Di bagian dalamnya, pada kubah itu
terdapat patung malaikat-malaikat, sedangkan pada tembok-temboknya
terdapat lukisan yang menggambarkan kelahiran Yesus, dan pemberitahuan
malaikat kepada para gembala.

Puas mengunjungi Gereja “Gloria in Excelsis”, rombongan kami menuju
satu tempat yang tak kalah bersejarahnya bagi umat Kristen dan Yahudi.
Yaitu kuburan Rahel, istri Yakub, moyang bangsa Israel. Dari rahim
Rahel inilah bangsa Yahudi dilahirkan. Di atas kubur itu didirikan
sebuah monumen oleh Yakub, sehingga kuburan itu tetap diketahui dengan
pasti hingga saat ini. Berabad-abad lamanya kuburan ini diziarahi oleh
orang-orang Yahudi maupun Kristen, khususnya di masa yang sulit.

Saat itu Bethlehem ramai dikunjungi peziarah dari berbagai negara dan
suku bangsa. Semua tampak begitu tertib dan mengunjungi lokasi-lokasi
suci di Bethlehem. Tak sedikit dari mereka yang meneteskan airmata
termasuk para peziaran dari rombongan kami.(seperti diceritakan Yulius Parapat/teks: yayat).

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?34168

Untuk melihat Berita Indonesia / Utama lainnya, Klik disini

Klik disini untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :