lemonadestandSebentar lagi musim panas tiba, saatnya kita akan makin banyak melihat tenda-tenda orang berjualan di pinggir jalan. Dari mulai sayuran, buah-buahan sampai lemonade. Nah, biasanya lemonade ini yang berjualan anak-anak seusia sekolah dasar. Mereka menjajakannya dengan harga 25-50 sen segelas. Selain untuk mengisi liburan musim panas, sekaligus dapat menambah tabungan.

Bukan hal yang aneh, anak-anak di Amerika menyenangi mengisi liburan dengan mencari uang saku sendiri. Bagi yang usia sekolah menengah atas, mereka dapat mencari pekerjaan sambilan di beberapa perusahaan yang membuka lowongan part time di saat musim liburan. Bagi usia sekolah dasar, mereka memilih menjual lemonade atau kerajinan tangan seperti gelang dan kalung dan menjajakan ke teman-teman sebaya.

Kegiatan seperti berjualan lemonade atau gelang itu barangkali bagi sebagian anak-anak hanyalah sekedar ikut-ikutan seperti teman-temannya. Sebagian lagi menekuni secara serius dan mengembangkan jualannya. Seperti Lizzie Marie, yang sejak usia 2 tahun sudah senang membantu ibunya membuat saus apel. Lalu menginjak usia 6 tahun, Lizzie mencoba mencari uang dengan membuat dan menjual kue untuk membayar latihan berkuda yang diinginkannya. “Saya bangga dapat menambah tabungan dan membayar sendiri kegiatan yang saya pilih. Saya beruntung memiliki orang tua yang sangat mendukung,” kata Lizzie yang inspirasi ceritanya dapat dibaca di lizziemariecuisine.com.

lizziemarie1

Cobalah amati ketika anak melontarkan keinginan untuk menjual sesuatu. Kemudian ajaklah anak untuk menceritakan keinginannya itu secara runtut, tentunya dengan cara anak seusianya. Kemudian ajaklah menyiapkan daftar yang perlu disediakan atau dibeli untuk bekal jualan. Berapa biaya dan dan darimana biaya itu didapat. Ajarkan merancang rencana yang mudah dimengerti sang anak. Bukankah satu hal yang positif jika anak ingin mendapatkan uang saku sendiri sambil mengembangkan kreativitas mereka. Anak belajar mandiri dan menghargai segala sesuatu yang mereka dapat.

Saat anak melontarkan ide meski terasa mustahil untuk seusianya atau kemampuannya, janganlah memberi komentar yang negatif. Mintalah anak mengemukakan alasannya lalu kemukakan pendapat kita. Seandainya idenya terlalu berat, bukan berarti harus kita hentikan tapi dapat kita alihkan ke hal yang lebih mudah dan masuk akal. Doronglah keinginannya itu. Jangan sampai kreativitas mereka terhambat. Saat anak sudah melaksanakan tapi gagal, berilah dukungan untuk terus maju. Coba lagi atau berganti usaha lain. Ajaklah sang anak bersama-sama memikirkan alasan mengapa gagal. Lalu atur strategi untuk memperbaikinya.

Tumbuhkan rasa percaya diri anak. Biarkan mereka melakukan semua sendiri seandainya tidak meminta bantuan kita. Meski tentu saja kita pasti gemas melihat mereka menyiapkan semuanya dan meninggalkan sesuatu serba berantakan. Tanyakan saja jika perlu bantuan kita akan selalu siap sedia membantu. Ini juga menjadi pelajaran agar anak tak selalu tergantung bantuan orang lain.

jessica-nedry

Terus pacu dan kembangkan kreativitas mereka. Ketika anak hanya melontarkan keinginan untuk mencari uang saat liburan, berikan pilihan kepada mereka sesuai kesukaan dan kemampuannya. Karena anak gemar menggambar, tawarkan membuat kartu ucapan. Atau menjual gelangnya bagi yang hobi menjali gelang, dapat juga menyewakan buku koleksinya, menjual kue bikinan sendiri atau bahkan menjual jasa seperti mencuci mobil atau membersihkan halaman rumah dari dedaunan yang rontok atau pun salju yang menggunung saat musim dingin.

Tiga tahun lalu saat usianya 8 tahun, Jessica Nedry merupakan salah satu anak yang hobi membuat gelang saat senggang, lalu muncul ide menjual hasil karyanya itu. Suatu hari dia mendapat kabar teman dekatnya di diagnosa kanker, lalu jualannya sebagai senang-senang saja berubah menjadi jualan untuk amal yang hasilnya disumbangkan untuk biaya berobat temannya. Dengan keuletan dan dukungan dari orang tua serta teman-teman, maka sekarang Jessica memiliki sebuah usaha khusus menjual gelang persahabatan untuk menggalang dana kemanusiaan bernama FriendlyBands.

hart_main

Di tahun 2010, Hart Main, cowok berusia 13 tahun awalnya melihat kakak perempuannya menjual lilin wangi, kemudian berpikir kenapa hanya perempuan yang menyukai lilin wangi. Mungkin karena wanginya lembut dan beraroma bunga. Lalu muncullah ide membuat lilin yang beraroma seperti wewangian yang dipakai ayahnya dan dia suka. Maka diramulah lilin-lilin agar menghasilkan wangi pria dan ditempatkan di kaleng-kaleng sup bekas. Sekarang ini Hart Main telah memiliki usaha serius membuat lilin berlabel ManCan. (1004)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?66097

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Asuransi Bisnis