Sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran akan keragaman hayati dunia, Lacoste mengganti logo buayanya yang ikonik dengan 10 spesies satwa yang terancam punah. Logo tersebut selanjutnya ditampilkan pada masing-masing kemeja polo putih yang dikemas dalam edisi terbatas (limited edition). Koleksi yang berjudul Save Our Species ini baru saja diluncurkan di perhelatan akbar Paris Fashion Week bertepatan dengan tiga tahun kemitraan antara Lacoste dan International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Lambang buaya sebenarnya telah menghiasi produk Lacoste selama 85 tahun terakhir. Logo yang telah diakui secara global tersebut dirancang sebagai bentuk penghormatan kepada petenis sekaligus sang pendiri merek mode René Lacoste. Atlet asal Perancis ini mendapat julukan “Buaya” karena kegigihannya selama berkarir di lapangan tenis. Dengan demikian, koleksi Save Our Species menandai pertama kalinya merek tersebut mengubah logonya.

Masing-masing kemeja polo dengan 10 macam desain logo diproduksi dalam jumlah terbatas, sesuai dengan jumlah populasi yang tersisa dari masing-masing fauna di alam liarnya. Setiap kemeja polo Save Our Species dibandrol dengan harga USD 185 atau setara Rp 2,5 juta. Adapun keuntungan dari setiap penjualan disumbangkan untuk biaya konservasi yang dieksekusi oleh IUCN. Jumlah kemeja polo terbanyak yang diproduksi untuk koleksi ini menampilkan 450 potong kemeja polo yang berhiaskan Iguana Darat Anegada. Sementara itu, jumlah terkecil (30 potong) yang diproduksi menampilkan Vaquita, sebuah spesies lumba-lumba langka yang endemik di bagian utara Teluk California. Selain kedua spesies tersebut, total koleksi Save Our Species yang mencapai 1.775 potong polo tersebut juga menampilkan 2 fauna langka asal Indonesia, yakni Badak Jawa dan Harimau Sumatera.

Harimau Sumatera

Harimau Sumatera merupakan satu dari enam sub-spesies harimau yang masih bertahan hingga saat ini. Data IUCN menunjukkan bahwa jumlah populasi satwa langka ini hanya sekitar 350 ekor saja di alam bebas. Hewan karnivora ini beratnya bisa mencapai 100 kilogram dan panjangnya mencapai 2 meter. Harimau asal Pulau Sumatera ini memiliki tubuh yang relatif paling kecil dan warna kulit paling gelap dibandingkan semua sub-spesies harimau lainnya.  Saat ini, ancaman utama yang dihadapi adalah perburuan liar dan penggundulan hutan.

Badak Jawa

Badak Jawa merupakan salah satu mamalia besar terlangka di dunia yang ada diambang kepunahan, hanya sekitar 67 ekor yang tersisa di alam liarnya. Taman Nasional Ujung Kulon kini menjadi satu-satunya habitat yang tersisa bagi spesies badak bercula satu ini. Badak Jawa terancam punah karena tingkat reproduksi mereka yang sangat rendah serta penebangan hutan dan perburuan liar akan tanduk mereka. (Foto: dok. Lacoste)