Indonesia merupakan salah satu negara dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia, tak heran bila umat muslim di Indonesia menyambutnya dengan berbagai cara unik sesuai kekhasan  budaya disetiap masing- masing daerah.

Ta’ jil seperti kolak, timun suri dan panganan unik lainnya yang hanya hadir dibulan Ramadan seakan sudah menjadi hidangan wajib saat Ramadan tiba, belum lagi terdengar teriakan orang -orang kala membangunkan warga untuk sahur, menjadi keunikan tersendiri yang belum tentu bisa dirasakan di tempat lain.

Lain Indonesia lain pula cara warga Muslim yang tinggal di berbagai tempat di Amerika Serikat dalam menyambut dan mengisi bulan suci Ramadan,  mereka pun memiliki beragam kegiatan unik untuk mengisi bulan Ramadan serta mempererat kerukunan antar sesama Muslim.

Ada beberapa rangkaian acara yang mereka adakan, salah satunya dengan membuat sebuah sayembara fotografi dengan berbagai macam tema termasuk keyakinan Islam, kerukunan dengan agama lain serta pada pemeluknya, kebudayaan Islam, persatuan serta keberagaman umat Islam.

Imam Seyed Ali Ghazvini mengatakan “Setiap kegiatan menitikberatkan pentingnya bergantung pada Tuhan dan beramal pada sesama”.

Khususnya Ramadan adalah bulan penuh toleransi, persahabatan, dan ulur tangan kepada sesama, dan memperlakukan sesama dengan hormat dan martabat.“Pesan saya, terus pertahankan sifat- sifat luhur bangsa yang ramah tamah, murah hati, serta baik budi dan terus tunjukan toleransi kepada sesama dari kepercayaan apa pun” paparnya.

Selain itu, selama bulan Ramadhan pusat kebudayaan Islam di Fresno, California disibukan dengan berbagai program acara yang mempertemukan umat Islam serta menyatukan mereka dengan warga non-Muslim di daerah itu.

Berbeda dengan di Fresno, California,di Dearborn Machigan yang memiliki komunitas Muslim besar, dalam aspek kemasyarakatan  Ramadhan lebih umum dilaksanakan dimasjid atau tempat berkumpul lainnya sangat tampak dengan adanya potluck, yaitu sebuah kegiatan  dimana setiap orang yang datang diharapkan membawa sumbangan makanan untuk dinikmati bersama,

Tentu ini merupakan cara unik dalam menjalankan ibadah puasa apa lagi bagi kebanyakan orang timur hal ini bukan lah kebiasaan mereka, tapi dengan adanya kegiatan tersebut mereka bisa “keliling dunia” mencicipi berbagai jenis makanan dari banyak negara karena mereka dapat berbuka puasa dengan orang dari berbagi macam latarbelakang etnis bahkan nonMuslim

Adanya warga non Muslim dalam acara berbuka itu semakin terlihat lazim di Amerika, seperti apa yang di lakukan oleh keluarga Asharaf Sufi di Topeka, Kansas, mereka terkadang mengundang tetangga non Muslim untuk berbuka puasa bersama.

Budaya Ramadan di Amerika Serikat tidak hanya unik tapi juga menjadi khas, karena didasari oleh mereka yang berkeinginan untuk memenuhi kewajiban sebagai Muslim serta meningkatkan ketakwaan dalam beragama.

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?67503

Untuk melihat artikel Serba-Serbi lainnya, Klik disini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini
____________________________________________

Supported by :

Asuransi Kesehatan