pocong monas

Pernah foto dengan hantu?

Bagi sebagian orang, hantu merupakan sosok yang menakutkan dan dihindari. Tapi tidak dengan hantu yang satu ini, karena memang bukan hantu sungguhan. Demi rupiah Udin rela menjadi pocong. Sehari-hari pria 31 tahun ini mangkal di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat untuk mengamen. Tidak seperti pengamen pada umumnya yang membawa gitar dan melantunkan lagu, tapi Udin mengamen dengan dandanan ala hantu pocong.

Dulu Udin punya pengalaman tidak enak karena pernah melihat sosok pocong sungguhan, tapi dari pengalamannya itu ia malah mendapatkan ide. Dengan berdandan ala pocong, bapak 3 anak itu bisa mengantongi uang lebih dari Rp 200.00 per hari.  Ia menawarkan jasa foto untuk para pengunjung Monas demi mendapatkan imbalan recehan. Tak sedikit yang berminat, bahkan profesi barunya ini jadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.

Dari hasil yang didapatkan setiap hari, Udin mengaku bisa mencukupi kebutuhan rumah tangganya. Bahkan penghasilan ini lebih besar dari gajinya saat menjadi satpam.  Di hari biasa, Udin mangkal di Taman Monas, tapi khusus pada Sabtu, ia memutuskan untuk pindah ke tempat yang lebih ramai yaitu di Kaki-5 Night Market yang berada di depan Gedung Balaikota DKI Jakarta.

‘Pocong Monas’

Kini Udin terkenal dengan sebutan ‘Pocong Monas’. Ia bersyukur dengan profesi barunya ini, meski pada awalnya dianggap menakutkan dan dijauhi orang. Tapi sekarang ia sangat menikmati pekerjaannya.

Sejak di PHK (pemutusan hubungan kerja) dari tempat kerjanya sebagai satpam, ia tak patah semangat sampai akhirnya menemukan ide menjadi pocong jadi-jadian. Memanfaatkan seragam satpam, udin merombak kemeja putih menjadi gulungan kain pocong. Untuk kesan seram wajahnya dipoles dengan kosmetik agar mirip seperti hantu sungguhan. Meski seram ternyata banyak yang terpikat. Dengan menggunakan kamera handphone, para pengunjung tertarik untuk berfoto bersama.  Usai berfoto, pengunjung tak segan memberikan sedikit imbalan sukarela dalam keranjang yang sudah disiapkan.

“Ada yang kasih Rp 5.000, ada juga sampai Rp 20.000. Terserah pengunjung, seikhlasnya saja” papar Udin.

Selama menjadi pengamen pocong, udin mengaku bisa mencukupi kebutuhan keluarganya, bahkan dari hasil mengamennya ia sudah bisa beli sepeda motor, yang kini ia gunakan sebagai alat transportasi sehari-hari.  udin berharap profesi uniknya ini bisa terus berjalan dan memikat para pengunjung Monas.

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?59641

Untuk melihat artikel Unik lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini
______________________________________________________

Supported by :

asuransi-Kesehatan