Penari lintas gender kelas dunia Didik Nini Thowok akan tampil di panggung Intercultural Journeys (IJ), sebuah pusat kebudayaan di Philadelphia. Kali ini, sang seniman legendaris asal Tanah Air akan tampil dalam pertunjukkan Dual Face | Dwimuka pada tanggal 11 Maret. Dengan perpaduan komedi dan penyampaian cerita berbasis tarian yang menjadi ciri khasnya, Didik menciptakan penampilan memukau yang menawarkan perspektif menarik tentang dualitas dan cairnya konsep gender. Dengan perpaduan komedi dan penyampaian cerita berbasis tarian yang menjadi ciri khasnya, Didik menciptakan penampilan memukau yang menawarkan perspektif menarik tentang dualitas dan cairnya konsep gender. Dengan memadukan komedi dan penyampaian cerita berbasis tarian yang menjadi ciri khasnya, penampilannya akan menawarkan perspektif yang menarik tentang dualitas dan cairnya konsep gender.

Dok. Hans Kleijn

Seniman kelahiran Temanggung ini memang dikenal multitalenta. Di samping kesibukannya sebagai penari, ia juga beraktifitas sebagai guru, penyanyi, komedian, perancang kostum, dan juru rias. Gaya tarinya yang unik terinspirasi dari beragam tarian lintas gender kedaerahan di Asia Tenggara, seperti Sunda, Cirebon, Bali, Jawa Tengah, dan masih banyak lagi. Pengalaman studinya yang mendalam tentang bentuk tari tradisional dan kostum, topeng, juga riasan yang menyertainya membuatnya menjadi penerjemah penampilan lintas gender terkemuka di dunia. Didik pernah tampil di depan para pejabat di seluruh dunia dan telah berkolaborasi dengan sederet seniman internasional, termasuk Astad Deboo dan Pooja Bhatnagar (India), Akira Matsui dan Richard Emmert (Jepang), dan Pieter Chin dan William Lauw (Kanada). Meskipun sebelumnya pernah tampil di pantai timur dan barat Amerika Serikat, ini merupakan kunjungan pertamanya ke Philadelphia.

“Saya mengikuti hati, dan memulai karya saya sebagai respon terhadap keinginan terdalam untuk menari. Semakin saya menari, semakin saya menyadari bahwa ini adalah pekerjaan penting agar tarian tradisional tetap hidup dan bisa diteruskan kepada generasi muda, “kata Didik. “Mereka memberi pemahaman yang sedikit berbeda terhadap budaya Indonesia, gambaran representasi gender yang utuh, dan menunjukkan kedalaman dan keindahan akar leluhur—yang merupakan aspek berharga dalam masyarakat kita,” tambahnya.

Turut serta dalam produksi pertunjukan ini adalah produser dan perwakilan internasional Didik Nini Thowok, Ratri Anindyajati, yang juga bertindak sebagai kurator, konsultan, dan penghubung budaya. Bersama Didik dan kurator IJ Alex Shaw, Ratri merancang program dan merangkai tarian-tarian yang akan ditampilkan, mengembangkan struktur cerita, dan memberi konteks yang sesuai dengan kota Philadelphia. Hasilnya adalah pertunjukan yang mengalir secara kohesif, yang menyatukan tarian Didik yang menggugah dengan gaya musikal yang live dan penuh improvisasi dari komposer multi instrumental Sean Hayward.

Selain tampil di atas panggung, Didik rencananya akan memimpin lokakarya yang terbuka untuk umum dan terlibat dengan mitra komunitas di wilayah Philadelphia. Pada tanggal 6 Maret, Didik akan memberikan seminar gratis di Swarthmore College atas undangan dari departemen Tari, Gender, dan Studi Asia, sedangkan pada tanggal 7 Maret, Didik akan mengajar sebuah kelas tari komunitas dengan ensambel tari asal Indonesia yang berbasis di Philadelphia, Modero.

“Karya ekspresif Didik adalah tambahan yang kaya terhadap diskusi tentang ekspresi gender, serta tampilan unik dari aspek seni pertunjukan Indonesia yang mengagumkan,” kata Carly Rapaport-Stein, Direktur Eksekutif Intercultural Journeys.

Dual Face | Dwimuka akan diadakan pada hari Minggu, 11 Maret pukul 19.00 di Ibrahim Theater di International House Philadelphia. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat mengakses interculturaljourneys.org/dual-face.