Yowis Ben merupakan sebuah film drama komedi terbaru tahun 2018 besutan Rumah Produksi Starvision yang digawangi oleh Chan Parwez Servia selaku Produser menghadirkan kisah unik berdialog bahasa Jawa sebagai hiburan yang layak untuk dinikmati.

“Hampir setahun lalu Bayu Skak yang saya kenal dari Raditya Dika, menyampaikan keinginannya untuk merealisasikan skenario yang ditulisnya. Akhirnya saya membaca skenario yang ditulis dengan sebagian besar dialog berbahasa Jawa,” papar Parwez saat jumpa pers di Kuningan, Jakarta Selatan.

Selanjutnya, kata Parwez, “Uniknya, saya bisa mengerti karena premisnya sangat menarik. Kemudian skenario ini saya minta Bagus Bramanti dan Gea Rexy untuk tulis kembali agar lebih filmis,” katatnya.

Diakui Parwez, proses kreatif ini berjalan menyenangkan, karena isu yang disampaikan sangat dekat, meliputi keluarga, sekolah masa SMA, persahabatan dan tentunya romantisme.

“Saya paham bahwa YOWIS BEN ini harus tetap memakai dialog keseharian bahasa Jawa dengan subtitle karena mengambil lokasi syuting di Malang, tapi dialog formal tetap menggunakan bahasa Indonesia,” imbuh Parwez.

Penggunaan bahasa Ibu di perfilman nasional adalah bukti keberagaman Indonesia. ‘Si Kabayan Saba Kota’ (1989) yang sukses secara nasional bukan hanya di Jawa Barat, sebagian dialognya bahasa Sunda, tentunya dengan subtitle bahasa Indonesia. Kemudian ada beberapa film dengan bahasa daerah seperti ‘Uang Panai’, dan ‘Turah’. India yang produksi filmnya di atas 800 judul / tahun, hanya kurang dari 15% berbahasa nasional dan sisanya berbahasa daerah yang beragam.

Sutradara Fajar Nugros mengatakan, “Awalnya saya tidak mengenal Youtuber Bayu Skak dan karya-karyanya. Saya mulai menonton karya-karya video Bayu di Youtube setelah Produser Chand Parwez menghubungi saya untuk mengerjakan skenario film berjudul Yowis Ben,” katanya.

Selain itu, kata Fajar, “Hampir seluruh naskah berbahasa Jawa. Menarik bagi saya karena Pak Parwez yang saya kenal adalah orang Sunda. Maka saya menyelami Bayu dan karya-karya videonya yang ternyata, memiliki kekuatan yang sangat original. Kalangan Youtuber dan Komika menyebutnya sebagai ‘mas-mas Jawa yang sukses’ di dunia sosial media, semua karena kekuatan Bayu adalah karakternya yang orang Jawa biasa. Jadi saya mengerti, kekuatan apa yang dilihat Produser saat memutuskan hendak memfilmkan naskah film ini,” tambahnya.

Film Yowis Ben selain digarap oleh Fajar Nugros yang asli Yogyakarta, film ini juga melibatkan Bayu Skak, selain sebagai penggagas ide cerita dan berperan sebagai tokoh utama juga merangkap sebagai ko-sutradara.

“Film Yowis Ben ini jatuh dari kepala saya memang harus berbahasa Jawa, kebanyakan orang mengenal saya sebagai youtuber, saya membuat konten di youtuber pake bahasa Jawa juga, dari 2010 sampe sekarang masih menggunakan bahasa Jawa juga, dan konten-kontennya saya kasih subtitle, sehingga orang lain juga bisa menikmati,” kata Bayu.

Lalu, kata Bayu, “Bahasa persatuan ya bahasa Indonesia tapi jangan lupa dengan bahasa Ibu kita, akar kita ini jangan dilupakan,” tambahnya.

Selain itu, editor senior Wawan I Wibowo sangat bahagia mengerjakan editing film yang juga memiliki 4 buah lagu : Gak Iso Turu, Konco Sing Apik, Mangan Pecel, dan Ojo Bolos Pelajaran yang secara khusus di-endorse oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk kampanye ‘tidak bolos sekolah’.

Film YOWIS BEN melibatkan banyak pemain, di antaranya, Bayu Skak, Cut Meyriska, Brandon Salim, Joshua Suherman, Glenca Chysara, Aliyah Faizah, Tutus Thomson, Devina Aureel, Arief Didu, Tri Yudiman, Richard Oh, Ria Ricis, Erix Soekamti, Sandy Pas Band, Tretan Muslim, Muhadkly Acho, Uus, Erick Estrada, Billy Boedjanger, Cak Kartolo, Cak Sapari, Sumaisy Djaitov Yanda, Ence Bagus, Yudha Keling, Julee Day, Indra Wijaya, Yoshua Maringka, Ron Weasley, Wayan Ixora, Yudist Ardhana, Anof Zulfiana, Thomi Baraqbah, Aditya Kurniawan SATCF, Gus Hartono, Daniel Mahendra.

Sinopsis Film yang berkisah dari Bayu (Bayu Skak) menyukai Susan (Cut Meyriska) sejak lama. Namun karena dia merasa minder dengan keadaan dirinya yang pas-pasan, Bayu memutuskan memendam perasaan itu.

Namun hari-hari Bayu berubah sejak Susan mengirim voice chat ke ponsel Bayu, yang membuatnya kegeeran luar biasa mengira Susan memberi isyarat agar didekati. Ternyata Susan hanya memanfaatkan Bayu untuk membantunya mensuplai pecel untuk konsumsi teman-teman OSIS. Bayu bertekat merubah dirinya menjadi lebih populer dari Roy (Indra Wijaya), pacar Susan, yang dikenal piawai sebagai gitaris band sekolah mereka,

Bayu berinisiatif membentuk band bersama Doni (Joshua Suherman) – sahabat dekatnya, Yayan (Tutus Thomson) – seorang tukang tabuh beduk sebagai drummer dan Nando (Brandon Salim) – siswa ganteng yang jago keyboard. Mereka sepakat menamakan band mereka YOWIS BEN.

Namun rupanya langkah Bayu dan teman-temannya tidak mudah. Dalam masa-masa YOWIS BEN tumbuh di dunia musik kota Malang, perlahan tapi pasti celah perpecahan antar personil YOWIS BEN mulai tampak.