Acara Pop Up Dinner LA mendapat sambutan antusias dari masyarakat Los Angeles. Alhasil, sekitar 100 tiket yang disediakan per harinya oleh panitia pun ludes. Berdasarkan pengamatan tim Kabari News, mayoritas warga yang menghadiri ajang kuliner yang diselenggarakan sejak tanggal 9 sampai dengan 13 Februari di Blu Jam Café cabang Brentwood ini adalah warga asing.

Mengangkat tema Flavors of Indonesia, tim event organizer yang dikepalai oleh Linda Lim ini secara khusus menghadirkan Chef William Wongso dari Indonesia. Dengan dibantu timnya di WW Kuliner, juru masak kelahiran Malang 70 tahun silam ini menyajikan sederet hidangan khas dari berbagai daerah di Tanah Air dengan sentuhan fine dining. Saat disinggung mengenai bahan-bahan yang ia gunakan untuk mempersiapkan sederet hidangan tersebut, Chef William mengaku bahwa hanya bumbu dan santan yang secara khusus didatangkan dari Indonesia.

Appetizer
Dalam hidangan pembukanya kali ini, Chef William mengkombinasikan tradisi kuliner Batak dan Betawi melalui Naniura Batak dan Asinan Buah Jakarta. Naniura merupakan kearifan kuliner lokal khas Tapanuli Utara tersohor lantaran ikannya yang tidak dimasak dengan api, akan tetapi hanya diasami seperti halnya hidangan ceviche di Peru. Konon, masakan ini khusus disajikan untuk kaum raja di daerah tersebut.

Naniura Batak dan Asinan Buah Jakarta

 

 

 

 

 

 

 

Sup

Binte Biluhuta ditampilkan untuk mewakili menu sup. Komposisi utama makanan khas Gorontalo tersebut terdiri dari jagung manis, udang, dan serutan daging kelapa muda yang diracik sedemikian sehingga menghasilkan kelezatan tersendiri yang disertai tiga rasa khas, yakni manis, asin, dan sedikit pedas. Secara harfiah, Binte Biluhuta memiliki arti jagung yang disiram.

Binte Biluhuta

 

Pre-Main Course

Dalam proses transisi menuju hidangan utama, tim WW Kuliner menyuguhkan Cumi Hitam Pekalongan, Gulai Ikan serta Rawon Espresso Surabaya. Dalam pemaparannya, Chef William menekankan penggunaan santan saat ia menyiapkan cumi hitam dan risotto, sebagai ganti white wine (anggur putih) seperti dalam sajian kuliner serupa di Italia.
Yang tidak kalah menarik adalah penyajian Rawon Espresso. Ide menghidangkan kuah rawon khas Surabaya di dalam sebuah cangkir kopi kecil menjadi salah satu topik bahasan hadirin malam itu. Dalam wawancara dengan Kabari News, Chef William mengungkapkan bahwa konsep Rawon Espresso pertama kali ia perkenalkan di forum rapat tahunan Akademi Gastronomi Internasional (AIG) pada Februari 2017 yang bertempat di Paris, Perancis.

 

Main Course

Mengusung konsep tumpeng tradisional, menu utama yang dihidangkan berupa gunungan nasi kuning mini berikut berbagai lauk-pauknya. Adapun lauk yang disajikan terdiri dari Rendang Padang, Udang Bakar Komoh, Sate Ayam Rica-Rica khas Manado, Sayur Kapau Padang, dan kering kentang.

Chef William selama ini juga dikenal sebagai Diplomat Rendang. Beberapa tahun lalu, ia memenuhi undangan Gubernur Sumatera Barat untuk menyaksikan lomba memasak rendang yang diikuti oleh perwakilan 120 desa di Padang. Meski semuanya dirandang sampai hitam, pengamatan sang legenda kuliner Indonesia mengatakan bahwa komposisi bumbu rendang di tiap daerah sangat beranekaragam. “Ada yang ikatan komposisi dari bahan-bahan yang dipakai itu banyak, bisa sampai mungkin 10 jenis atau malah ada yang hanya 3-4 jenis,” tambahnya.

Tumpeng Nusantara

Dessert

Sementara itu, Sarikayo Es Cendol dipilih sebagai hidangan pencuci mulut. Menu hidangan penutup ala Padang tersebut berbahan utama pandan dan santan yang dihidangkan dengan taburan serutan nangka dan cendol. Dessert tersebut juga disajikan bersama teh dan kopi asal Indonesia.

Sarikayo Es Cendol

Bukan Acara Kuliner Biasa

Perhelatan Pop Up Dinner LA kali ini tergolong unik. Selain menyuguhkan berbagai makanan khas Nusantara, Chef William juga berinteraksi dengan hadirin dan memberi penjelasan tentang latar belakang masing-masing menu yang disajikannya. Pada kesempatan itu, ia juga kembali membuktikan bahwa kuliner khas daerah dapat disuguhkan di luar negeri dengan pola saji internasional tanpa mengurangi cita rasa kedaerahannya. “Tidak ada itu makanan Indonesia, yang ada adalah makanan daerah,” tegasnya.

Acara ditutup dengan sesi penandatangan buku Flavors Of Indonesia karangan Chef William. Selain banyak digemari oleh kalangan gastronom, buku tersebut berhasil meraih penghargaan bergengsi Gourmand World Cookbook 2017 untuk kategori Best Cookbook of The Year. Sang legenda kuliner Nusantara juga tampak melayani banyaknya permintaan swafoto dengan hadirin.