KabariNews – Ikan tuna biru yang berada di perairan California, Amerika Serikat (AS) dikabarkan telah tercemar oleh radioaktif, yang berasal dari kebocoran Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima, di Jepang. Ikan tuna khas perairan Pasifik itu, diduga tercemar saat mengarungi perairan Jepang, menuju ke perairan yang lebih dalam.

Tapi, para ilmuwan meyakinkan, ikan itu tetap aman untuk dikonsumsi, namun, apa yang terjadi pada mereka, dinilai merupakan contoh kasus bagaimana migrasi spesies dapat membawa polusi pada jarak yang luas.

“Ini pelajaran bagi kita, bagaimana ekologi di suatu wilayah saling berhubungan dengna ekologi di wilayah lainnya, walau mereka dipisahkan oleh ribuan mil,” ujar Nicholas Fisher, seorang Profesor Ilmu Kelautan di Universitas Stony Brook, New York, seperti dikutip dari BBC, Selasa (29/5/2012).Fisher, dan rekannya telah melakukan penelitian terkait hal tersebut, dan dipublikasikan di jurnal Proceeding of National Academy of Sciences.

Mereka telah meneliti 15 ekor ikan tuna biru (Thunnus orientalis) yang diambil dari perairan San Diego pada bulan Agustus 2011, selang beberapa bulan setelah kecelakaan di pabrik Daiichi Fukushima nuklir.

Seluruh ikan yang diteliti, menunjukkan kandungan kadar radioaktif cesium isotop 134 dan 137. Cesium 137, ditemukan larut di dalam air laut di perairan Jepang diduga akibat radiasi pengujian senjata atom, sementara cesium-134 merupakan kontaminasi langsung dari PLTN Fukushima.

Konsentrasi zat yang ditemukan di seluruh sampel, meningkat sebanyak 10 kali bila dibandingkan sebelumkerusakan PLTN akibat gempa dan tsunami. Ikan tuna biru diketahui, berenang sejauh ribuan mil menuju perairan Jepang untuk melahirkan, dan menghabiskan selama satu tahun disana sebelum mencari makan di perairan Pasifik timur.