Awalnya sih iseng saja. Oktober 2005, temanku mulanya mengisi formulir
green card online. Trus, dia meminta tolong aku ngebenerin fotonya. Kan
ukuran megapixelnya tertentu tuh. Habis gitu, sekalian aja aku masukin
dataku, istriku dan adikku.
 
Trus, Mei 2006 aku dapat surat dari Kentucky Consular Center (KCC). Aku
cuek saja dan tidak menggubris surat itu. Trus, beberapa hari kemudian,
setelah ngecek di internet, aku baru membuka surat itu. Eh, ternyata
benar, bahwa aku kepilih lotere Green Card! Kontan saja reaksiku
BINGUNG. Mau diproses apa enggak? Karena gak kebayang.

Setelah lihat internet (kalo gak salah Immigration Portal situsnya), aku jadi tahu langkah2 apa yang musti dilakukan setelah mendapat green card.

Trus, kita mengirim balik formulir yang harus diisi lengkap ke Kentucky (KCC).

 

21 November 2006 aku diinterviu bersama anak- istri. Istriku, Vania Paringkoan dan anakku yang baru lahir, Davin. Tiga bulan waktu itu. Kita bawa semua dokumen. Antara lain, ijazah SMA, akte lahir, surat kawin, rekening bank, surat dokter yang ditunjuk Kedutaan AS dan surat kelakuan baik. Semuanya asli bersama terjemahan Inggrisnya

 

Singkat kata wawancara sukses! “Congratulations, datang aja minggu depan ngambil paspornya” kata petugasnya.

 

O ya, Visa Imigran berlaku enam bulan dari tanggal dikeluarkannya. Kalau tidak dipakai, hangus.

 

Mei 2007, setelah anak kita sedikit gedean, barulah kita sekeluarga berangkat ke negeri impian, USA.

 

Impiannya setelah mendapat green card adalah bisa sukses di Amerika Serikat !

 

(Peeter Paringkoan tinggal di San Francisco dan merupakan salah satu dari sekitar 250 pemenang lotere green card dari Indonesia DV 2007 – setelah Pihak Imigrasi memberlakukan pendaftaran sepenuhnya online) 

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?2304

Untuk melihat artikel Imigrasi Amerika lainnya, Klik disini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :