KabariNews – Setelah sukses menyelenggarakan pertemuan pertama komunitas perikanan internasional pada tahun 2005 yang berlangsung di Bali, Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), kembali menyelenggarakan Asia-Pasific Aquaculture (APA) 2016 – Indoaqua – FITA, yang berlangsung dari tanggal 26 sampai dengan 29 April 2016  di Grand City, Surabaya.

Acara besar ini bertujuan untuk memperkenalkan dunia perikanan di Indonesia kepada para komunitas perikanan budidaya internasional yang berkembang dan mengalami peningkatan hampir mencapai 20 persen dalam kurun waktu 5 tahun di industri perikanan budidaya. Perhelatan internasional ini diikuti oleh 22 negara, diantaranya dari Amerika Serikat, Perancis, India, vietnam, Malaysia, Mesir, Turki dan dari negara-negara lainnya.

Rizal Ramli, Menteri koordinator kemaritiman membuka acara tersebut, Selasa (26/04), yang di hadiri oleh Menteri Perindustrian Saleh Husin, Menteri kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti yang di wakili oleh Dirjen Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, Presiden World Aquaculture Society, Sekda Provensi Jawa Timur, perwakilan negara-negara peserta, pelaku industri perikanan, dan undangan lainnya.

APA 2016 dan Indoaqua menjadi ajang untuk belajar tentang teknologi terbaru perikanan budidaya. Dimana, akan tersaji dalam pameran berbagai teknologi dari seluruh dunia serta dapat menyaksikan potensi obyek wisata di Indonesia. khusus untuk produksen perikanan budidaya, APA 2016 dan Indoaqua memiliki beberapa sesi terkait perkembangan industri perikanan budidaya dengan pengetahuan terbaru dan lebih praktis.

Menteri Rizal Ramli mengatakan, Indonesia memiliki potensi besar dalam industri perikanan budidaya. Kemudian Rizal Ramli  mengambil contoh modifikasi pembudidayaan mina-padi yang sekarang perkembangannya sangat segnifikan yang akan terus dikembangkan.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kemen- KKP yang mewakili menteri KKP mengatakan, ini adalah suatu kehormatan bagi bangsa Indonesia untuk menyelenggarakan APA 2016 dan Indoaqua yang di hadiri oleh 22 negara. Negara-negara anggota World Aquaculture Society merupakan negara-negara yang mempunyai kepentingan dalam proses Aquaculture dan yang mempunyai problem aquaculture.

Dalam kesempatan itu, PT. Bank Negara Indonesia, Tbk (BNI-46), menyalurkan pembiayaan bagi industri perikanan di Indonesia yang secara simbolis diserahkan oleh CEO BNI 46 wilayah 06 (Jawa Timur), Aryanto Purwadi, kepada 2 pelaku industri perikanan sebagai wujud sinergi Kemen-KKP dan BNI 46 dalam program “Jaring” (jangkau, sinergi dan guideline).

“Indonesia mempunyai laut nomor 2 terpanjang di dunia, kita ingin mempertahankan kebijakan yang sustainability untuk kelangsungan kehidupan anak dan cucu kita”, kata Rizal Ramli.  Dia pun meminta kepada Dirjen Perikanan Budidaya untuk meningkatkan kaasitas produksi perikanan Indonesia dari 6,5 juta ton menjadi 9 juta ton.

“Hebatnya Indonesia, ekspor udang menjadi nomor 2 didunia. Produk laut lainnya juga demikian dan yang lebih hebat lagi, produk ikan Indonesia tidak menggunakan antibiotik dan bahan kimia lainya sehingga dapat diterima oleh negara-negara di Eropa”, ujar Ramli. Berikutnya Rizal Ramli menambahkan, pemerintah akan menambah pelabuhan ekspor ikan sekitar 6 pelabuhan ekspor yang di fokuskan di wilayah Indonesia Timur. (Yan-Jatim)