KabariNews – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengaku kesulitan mewujudkan target 13,95 persen Ruang Terbuka Hijau (RTH). Saat ini keberadaan RTH masih dibawah 10 persen dan sedang diupayakan penambahannya hingga 10 persen. Salah satu caranya adalah dengan menambah taman baru. Namun, upaya mewujudkan penambahan taman baru tersebut selalu terbentur dengan kendala pembebasan lahan.

Terkait hal tersebut, Pengamat Tata Kota, Nirwono Joga mengatakan  sejatinya pembelian sejumlah lahan bukanlah satu-satunya cara untuk menambah RTH di Jakarta. Pemprov DKI terlalu terfokus pada upaya pembelian lahan sebagai cara untuk menambah RTH. Padahal masih ada beberapa cara lain yang bisa dilakukan, ujar kordinator peta hijau Jakarta Nirwono Joga.

Beberapa cara lain tersebut antara lain, pertama, hijaukan jalur hijau meliputi bantaran 13 sungai utama yang ada di Jakarta. Menurutnya, kalau di kanan kiri sungai tersebut dirubah menjadi jalur hijau akan terjadi penambahan RTH yang luar biasa.

Kedua, bebaskan pemukiman yang ada di bantaran rel di 13 jalur kereta utama yang melintasi Jakarta, kolong jalan tol dan dibawah jaringan sutet. Ketiga, menagih kewajiban pemilik gedung yang ada di Thamrin dan Sudirman untuk memenuhi ketentuan Koefisien Dasar Hijau (kdh).

Dan keempat, setelah ketiga langkah itu dilakukan, baru beli lahan untuk membangun taman-taman baru dalam skala taman interaktif di 265 kelurahan yang ada di Jakarta, 42 waduk dan 14 situ serta taman kota hingga hutan kota.

“Cara ini akan menghemat anggaran untuk RTH. Jadi pola pembelian lahan untuk menambah RTH tersebut mestinya menjadi prioritas melainkan menjadi alternatif terakhir. pungkasnya. (win – Jakarta)