susah makan

Pernahkah mengalami anak susah makan terutama saat balita? Keluhan seperti, ‘anak saya harus saya suapi agar mau makan’, ‘susah sekali membuat anak saya menghabiskan makanannya’, ‘anak saya nggak mau makan sayur’ atau ‘setiap ganti menu selalu dimuntahkan’ sering terdengar. Apakah ini berarti anak balita mulai memilih apa yang ingin dimakannya atau sekedar karena gangguan lain. Lebih asyik bermain atau lebih senang menonton televisi, misalnya.

Sebenarnya saat anak balita, inilah saatnya kita sebagai orang tua mengajarkan sesuatu yang baik untuk mereka. Dan hal itu akan tertanam dan dibawa sampai mereka besar. Begitu pula dalam hal makanan. Orang tualah yang mengontrol anak, bukan mengikuti kehendak anak. Seandainya mereka tidak mau makan, lalu kita biarkan, ikuti kemauannya atau memarahinya. Tentu saja hal ini malah membuat anak semakin tidak mau diatur. Semakin dipaksa, semakin susah makan.

Tanpa kita sadari, anak selalu melihat dan lebih cepat memahami contoh dan tindakan di depan mata. Saat mereka melihat orang tuanya gemar memakan makanan sehat dan menghabiskan makanan yang ada di piring setiap makan, maka anak akan menirunya. Tapi jangan salahkan kalau ternyata mereka tetap menolak menghabiskan makan sayur dengan alasan tak suka karena tak seenak chicken nugget dan pizza yang pernah dimakannya saat liburan atau bertandang ke rumah teman.

Seandainya seperti itu, janganlah cemas. Ajaklah anak ngobrol tentang pentingnya sayur untuk kesehatan. Cara lain, masaklah yang disebut atau disukai anak dengan diisi sayur atau digantikan sayur. Untuk awalnya dapat dicampur dengan ayam atau daging dengan variasi sayur. Selanjutnya kapasitas sayurnya dapat ditambahkan. Seandainya anak menunjuk salah satu makanan atau jajanan di salah satu iklan televisi, carilah resepnya dan buatlah sendiri di rumah dicampur dengan sayur atau buah. Lebih sehat dan hemat. Ini juga membiasakan agar anak tidak gemar jajan.

Seandainya anak meminta cemilan, biasakan juga untuk membuat sendiri. Misalnya mengganti kentang goreng dengan irisan apel. Kalau mereka tetap menginginkan sesuatu seperti yang dicemil oleh temannya, sekali tak apa. Asal berikan pengertian tentang kandungan makanan yang tidak sehat jika dikonsumsi terus-menerus. Garam yang terlalu banyak, atau gula, dapat membuat kegemukan dan tidak baik untuk gigi. Tentunya berikan pengertian yang mudah diserap oleh anak balita. Sehingga anak tidak lagi meminta jajanan itu lagi.

Barangkali pada saat membuat jajanan atau lauk makan untuk anak, saat itu anak enggan menyentuhnya atau menolak sama sekali. Bukan berarti kita lalu tidak akan memasak makanan itu lagi. Ulangi lagi dengan tambahan sesuatu atau dimasak dengan cara yang berbeda. Kemudian perlihatkan bahwa itu enak dan sehat. Dengan seluruh keluarga memakan dengan lahap tentunya anak akan tertarik mencobanya lagi. Sebelum jam makan tiba, hindari cemilan atau minum yang mengenyangkan seperti jus atau susu. Sehingga anak tidak kenyang duluan sehingga tidak menghabiskan makanannya.

Mengajak anak makan bersama itu lebih baik daripada membiarkan anak makan sendiri dengan melakukan hal lain seperti bermain atau menonton televisi. Meski dengan menonton televisi, anak akan makan dengan lahap, tapi bukankah lebih baik seandainya makan bersama tanpa gangguan apapun. Sambil bercanda, mengajarkan sesuatu atau membicarakan hal-hal yang menyenangkan yang disukai oleh anak. (1004)

Untuk share artikel ini, Klik www.Kabarinews.com/?59729

Untuk melihat artikel parenting lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :

Asuransi Bisnis