Indonesia mengenal Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) sebagai pemberontakan besar yang melibatkan banyak prajurit dan korban di Padang, Sumatera Barat. Gerakan yang awalnya merupakan tuntutan terhadap otonomi daerah ini dipimpin oleh Letnan Kolonel Ahmad Husein. Akibat dari gerakan ini terjadi pengungsian besar-besaran oleh penduduk keluar daerah dari masyarakat Minang ke beberapa daerah di Indonesia.

Masa itulah cerita dalam novel ini dibangun. Cerita tentang Letnan Dua Mohammad Irsad dan keluarganya; Syrnie Marmirah (isterinya), Sanda (anak perempuannya) dan Enrico – panggilan dari Prasetya Riksa (anak laki-lakinya).

Agama kedua pasangan ini memang berbeda. Irsad seorang muslim Madura dan Syrnie seorang Katolik adalah perempuan kuat yang dibesarkan dengan latar belakang zending (pekabaran Injil)) yang modern. Dari cara berfikir, cara berpakaian, menata hidup dan keluarga begitu sangat berbeda dengan keluarga militer lainnya masa itu.

Syrnie ikut Irsad ke Sumatera Barat karena pernikahan mereka ditentang keluarga yang beda agama. Syrnie digambarkan benar-benar modern di tengah gempuran tata tradisi yang mengakar kuat. Syrnie memakai rok selutut dan sepatu pantofel, ketika banyak wanita masih berbaju kurung dan tak beralas kaki. Ia rasional, idealis, dan nyaris sempurna.

Cerita ‘Cinta Enrico’ adalah kisah nyata tentang Enrico (Prasetya Riksa). Enrico ini adalah suami Ayu Utami. Sejak usia 1 hari, Enrico menjadi bayi gerilya karena ikut ayahnya. Ayahnya harus masuk ke hutan karena ada penumpasan PRRI dari Jawa. Syrnie adalah tipikal isteri yang tahu betul pilihannya. Dia setia terhadap suaminya dan membawa bayi dan anak-anaknya masuk hutan.
Pernah ada gagasan dari Angkatan Darat Indonesia di Jakarta untuk menukar Syrnie dan anak-anaknya dengan sejumlah bahan makanan. Namanya ‘Operasi Bayi Gerilya’ (halaman 20). Gagasan ini sebenarnya berasal dari kakak angkat Syrnie yang menjadi bupati Lumajang. Mereka memikirkan keselamatan Syrnie dan membawa masalah itu ke Jakarta. Operasi ‘barter’ (tukar menukar) sang keluarga dan cadangan makanan berlangsung timpang ; bahan makanan diterima oleh pemberontak, tapi Syrnie tidak muncul di tepi hutan. Syrnie tetap memilih setia dengan suami dan perjuangan PRRI.

Syrnie yang cerdas tetap setia kepada suaminya meski Irsad diturunkan pangkatnya setelah pemberontakan PRRI selesai. Mereka hidup pas-pasan namun sang ibu –yang sangat dominan- sangat berharga bagi keluarga kecil yang teguh itu.

Namun benteng pertahanan hati Syrnie mulai runtuh ketika anak perempuannya, Sanda meninggal dunia karena asma. Syrnie mulai berubah akibat kematian anaknya. Dia menjadi pemeluk aliran Saksi Yehuwa yang amat mempercayai kiamat akan datang pada tahun 1975. Kepercayaan itu amat dipercaya oleh Syrnie, karena sangat mengharapkan bertemu dengan anak perempuannya setelah kiamat.

Singkat cerita, ketika berumur sekitar 17 tahun, Enrico pindah ke Bandung untuk kuliah dan bebas dari ibunya yang sikapnya selalu aneh sejak ikut aliran Saksi Yehuwa. Enrico merasa dikebiri rezim Soeharto hingga akhirnya ia jadi aktivis ditahun 1998. Kelak, Enrico akan sering mampir di komunitas Utan Kayu, bertemu dengan Yuliani A (yang adalah Ayu Utami) dan melanjutkan kisah hidup mereka (halaman 234).

Novel ini cukup berkepribadian dan sangat bagus. Senada dengan karya-karya Ayu Utami lain yang juga kental dengan aroma pemberontakan dan perjuangan. Namun perubahan gaya penulisan novel ini berbeda sekali ketika sudah menginjak bab-bab yang menggambarkan pertemuan Enrico dengan Yuliani A. Cerita di bagian belakang novel lebih banyak dibangun dengan dialog bukan dengan narasi Ayu. Padahal narasi adalah kekuatan dari novel ini. Bagian depan terasa sangat kuat namun di bagian belakang terasa hambar. Namun, secara keseluruhan novel ini cukup bagus.(1002)

Buku : Cerita Cinta Enrico
Pengarang : Ayu Utami
Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia, Februari 2012
Halaman : 236 halaman
Harga : 50.000

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?47864

Untuk melihat artikel Buku lainnya, Klik disini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :