KabariNews –  Jika umumnya para tunanetra saat berjalan mengunakan tongkat untuk mengetahui objek di depannya. Kali ini siswa SMA Al Irsyad Purwokerto, Jawa Tengah, Ahmal Kholid Farhan berhasil menciptakan alat yang dapat lebih  memudahkan tunaetra untuk dapat berjalan dan mengetahui objek di depannya.

Ahmal mengatakan kepada kabarinews.com, alat ini mengadopsi sistem ekolokasi. Sistem ekolokasi ini merupakan sistem yang digunakan oleh kelelawar dan lumba-lumba sebagai alat navigasi untuk mengetahui letak objek yang ada disekitrarnya dengan menggunakan gelombang sonar.



Sistem itu, dia mengimplementasikannya ke dalam alat ini untuk  membantu tunanetra mengetahui objek atau benda yang ada dikelilingnya. Ahmal menjelaskan,  dengan sensor ultrasonik yang ada di alat tersebut akan memancarkan gelombang elektromagnetik kemudian bila bertemu dengan objek di sekitarnya, gelombang itu akan dipantulkan kembali dan diterima di sensor. Kemudian sensor akan mengetahui jarak dan memberikan informasi secara fungsional seperti komputer dan memberikan perintah kepada alat getar untuk bergetar.

“Konsepnya sih sama seperti sensor jarak yang ada mobil, misalnya mobil dekat sama tembok mobil itu mengeluarkan akan bunyi. Jadi saat tunanetra menggunakan alat ini, dan berjalan di lingkungannya yang kebetulan ada objek di depannya. Dalam jarak 1.5 meter,  penggetar akan bergetar yang menandakan  bahwa ada objek di depannya. “Semakin dekat objek dengan sensornya maka getarannya akan semakin kuat” kata siswa kelas 12 ini.

Pemakaiannya cukup sederhana, karena cukup diikatkan saja di pinggang dengan cara melingkar seperti sabuk. Ahmal terinspirasi membuat alat tersebut karena banyak melihat para  tunanetra yang kesulitan untuk mengetahui objek di depannya.  Tongkat  yang digunakan tidak portable,  jarak antara tongkat dan objek didepannya sangat terbatas. “Nah kalau alat ini lebih portable, nyaman dan mudah digunakan” imbuh Ahmal.

Dari situ Ahmal mulai bereksperimen membuat alat yang lebih memudahkan para tunatera. Dalam proses pengerjaannya, Ahmal yang dibantu oleh guru pembimbingnya membutuhkan waktu beberapa bulan untuk membangun alat ini. Percobaan-demi percobaan dia lalui, hingga akhirnya berhasil “mejeng” diantara penemuan-penemuan unik lainnya di ajang  kompetisi National Young Inventors Award (NYIA) yang digelar di Gedung Smesco Convention Center, Jalan Gatot Subroto, Pancoran, Jaksel beberapa waktu yang lalu. (1009)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?72346

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini
______________________________________________________

Supported by :