KabariNews, Kemeriahan perayaan Hari Kemerdekaan tidak terlepas dari partisipasi masyarakat untuk memberikan nuansa yang penuh arti saat perayaan. Berbagai cara pun dilakukan masyarakat agar perayaan kemerdekaan menjadi penuh hikmat dan memiliki arti tersendiri.

Perayaan kemerdekaan juga tidak terlepas dari unsur budaya yang ada dalam masyarakat sebagai upaya untuk mengisi alam kemerdekaan dengan mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai budaya yang luhur peninggalan nenek moyang.

Bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-73, di Desa Pesaban Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali ribuan masyarakat berkumpul saat diadakan upacara pengabenan massal, Jumat (17/08).

Dalam upacara tersebut, nuansa merah putih terlihat menghiasi pengabenan massal. Kaum laki-laki mengenakan pita merah putih di kepala saat mengusung bade (wadah untuk membawa sawa/jenasah-red) serta penulangan atau tempat tulang jenazah, sedangkan bagi kaum wanita mengenakan baju putih dengan ikat pinggang berwarna merah.

Nuansa merah putih juga terlihat sebelum pengusungan bade dan penulangan dilakukan acara Megenjekan atau olah vokal tradisional ala Karangasem dengan menyanyikan lagu Merah Putih versi Bali.

 Namun sebelumnya, Bupati Karangasem, IGA Mas Sumantri telah menyapa masyarakat Desa Pesaban yang sedang mempersiapkan upacara pengabenan massal secara khusuk.

“Ini merupakan wujudnya nyata dari visi cerdas dan bermartabat berlandaskan Tri Hita Karana yang menjadi bagian daripada visi dan misi program kami,” kata Bupati IGA Mas Sumantri saat berkunjung ke Peyadnyan Ngaben Massal Desa Pesaban, Kamis (16/08).

Tri Hita Karana yang dimaksud Bupati wanita pertama di Bali ini, adalah hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dangan manusia serta hubungan manusia itu sendiri.

“Saya secara pribadi dan atas nama pemerintah Kabupaten Karangasem mengapresiasi kegiatan agama ini,” ujar Bupati.

Pada kesempatan itu, Bupati berdoa agar upacara pengabenan massal Desa Pesaban dapat berjalan lancar tanpa hambatan. Di sisi lain, Bupati juga menyinggung soal pemanfaatan objek wisata Bukit Jambul.

“Objek wisata ini bisa dimanfaatkan untuk kegiatan wisata, baik itu kegiatan wisata kuliner maupun lainnya,” tutur Bupati.

Ia berharap para pemuda dan pemudi yang potensial ikut membangun desanya dengan menggarap potensi-potensi yang ada di desanya.