KabariNews – Miske Niharda, seorang pelaku UKM yang mengawali karirnya bergabung dengan bisnis suaminya, Haji Firman, yaitu produksi sepatu. awalnya ia hanya membantu untuk bagian pemasarannya baik melalui sosial media atau melalui pameran. Usaha ini sudah berjalan hingga 30 tahun yang silam.

Pasang surut sebagai wirausaha tentu rentan dengan namaya gulung tikar, pun demikian yang pernah dialami oleh Miske pada saat kerusuhan Mei 98 yang silam.

Dengan jumlah karyawan sekitar 20 orang, 5 tahun belakangan usaha ini mulai tumbuh berkembang, memilih produksi sepatu karena awalnya usaha ini sudah di dominasi oleh keluarga besar  suaminya.

“Membuat sepatu memang sudah menjadi turun temurun, diawali dari sudaranya yang usaha sepatu dan suami kebetulan bantu-bantu sambil belajar bagaimana cara membuat sepatu dan lambat laun buka usaha sendri, “ ujar Miske kepada Kabari

Menurutnya, usahanya ini sudah dikenal banyak oleh masyarakat luas, UKM miliknya kerap menjadi pemasok pada brand sepatu yang sudah memilki nama di pasar  global.

Selain itu, mengikuti jejak produsen sepatu lainnya, dia menciptakan label sendiri bernama  DE’ monte, meskipun masih menggunakan cara market lokal, namun tak pantang menyerah bagi wanita berkaca mata ini miske pun berusaha meluaskan pangsa pasarnya hingga ke manca negara meski pada awalnya sempat mengalamai kegagalan.

“Waktu itu hampir ekspor, sempat 15 model sudah acc tetapi mereka tidak mau pake DP, jadi kita ga sanggup untuk biayanya, itulah kendalanya sehingga sampai sekarang belum ekspor, “ kenang Miske.

Dalam bisnis tentu ada persaingan, namun bagi Miske hal demikian justru semakin gigih untuk lebih bisa mengembangkan usahanya, misalnya dia bergabung dengan komunitas UKM yang diprakarsai oleh kementerian perindustrian, perdagangan, koperasi yang kegiatannya meliputi pelatihan, bimbingan hingga mengikuti pameran-pameran.

“Bersyukur aku dibantu oleh mereka dan dengan adanya bantuan dari mereka misalnya berupa pelatihan hingga pameran, disitulah kita bisa bertahan dan berjalan selangkah demi selangkah, “ katanya.

Suka duka bangun usaha ini bagi Miske adalah memiliki wawasan yang luas dengan sesama UKM merupakan kebahagiaan tersendiri, namun dibalik itu miske juga memiliki duka dalam dunia bisnis, ketika dia mengikuti pameran pernah mendapat kekecewaan produknya hampir tidak dipercaya pembeli karena menurutnya itu brand lokal yang memiliki harga standar. Sementara itu target pasarnya adalah bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat tanah air. Untuk produksi sepatu ini bahan-bahan materialnya didatangkan dari dalam negeri.

Pernah memiliki pengalaman yang berkesan selama menjalankan bisninya, miske berkisah, ketika pertama kali mengikuti pameran di Makasar, miske memiliki keraguan, “Ragu karena dus sepatu ini sudah besar , namun saya berpikir, kalau ikut ini peluang dan kalau tidak ikut sedih, karena tidak pernah keluar daerah, saya kelaur kota dengan sendirinya dan bersyukur barangnya habis, dengan bekerja keras ada hasilnya,” kenang Miske.

Dari pengalaman itulah, ia ingin mewujudkan mimpinya agar suatu saat nanti produksinya lebih dikenal lagi tak hanya di tanah air namun lebih mendunia.