KabariNews, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati hadir menjadi Keynote Speech pada seminar Women’s Participation for Economic Inclusiveness yang membahas kesetaraan gender yang merupakan isu global dan juga isu prioritas nasional. Seminar ini merupakan rangkaian dari kegiatan acara Voyage to Indonesia menjelang Annual Mettings IMF-WBG di bulan Oktorber yang akan datang di Bali.

Bank dunia memperkirakan bahwa kesenjangan gender akan menyebabkan hilangnya pendapatan rata-rata 15 persen di negara-negara anggota OECD, 40 persen di antaranya disebabkan oleh entrepreneurship gaps.

“Ketidaksetaraan gender mengakibatkan dampak negatif dalam berbagai aspek pembangunan, mulai dari ekonomi, sosial hingga pada pertahanan dan keamanan”, kata Menkeu disela-sela acara seminar di Hotel Sheraton Surabaya, Kamis (02/08).

Orang pertama Indonesia yang menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia ini selanjutnya mengatakan, Beberapa lembaga internasional melihat ketidaksetaraan gender memiliki hubungan yang kuat dengan kemiskinan, ketidaksetaraan akses, pendidikan, layanan kesehatan, hingga pada akses keuangan.

“Perempuan harus diberikan akses yang sama dengan laki-laki,” tegas Menkeu.

Di Kementerian Keuangan (Kemenkeu), kami berusaha mendesain anggaran negara sedemikian rupa untuk mewujudkan anggaran yang responsif gender. Kami ingin perempuan dan laki-laki memperoleh akses, partisipasi, kontrol, manfaat yang sama dalam proses pembangunan.

Di Indonesia, kesempatan bersekolah bagi anak perempuan dan laki-laki sudah hampir setara, namun demikian, ketika memasuki dunia kerja terjadi penurunan hingga 50 persen bagi perempuan. Peran perempuan sebagai ibu dan istri menjadi hambatan dalam meneruskan karirnya.

“Selain itu, gender bisa juga terjadi di berbagai bidang pekerjaan,” tutur Menteri

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), hanya 30 persen perempuan yang berkecimpung di bidang industri sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM). Oleh karena itu, penting juga bagi pemerintah untuk mengurangi gender tersebut agar anak-anak perempuan Indonesia mampu menggapai mimpi di berbagai bidang.

Menurutnya Human Capital Wealth dapat ditingkatkan hingga 21, 7 persen jika dapat tercipta kesetaraan gender.

“Tiap negara yang ingin meraih ketahanan ekonominya, mereka harus berinvestasi di kesehatan dengan mengurangi angka kematian ibu melahirkan dan kesempatan mendapat pendidikan serta memastikan adanya kesetaraan perempuan dan laki-laki untuk berperan dalam ekonomi,” ujar menteri.

Oleh karena itu kata Menkeu kembali, kebijakan pemerintah menjadi sangat penting untuk mengurangi beban perempuan guna meraih kesetaraan gender dan mampu untuk berkarir dengan tetap menjalani perannya sebagai ibu.

Menyadari potensi perempuan Indonesia yang besar, pemerintah merancang berbagai program pemberdayaan perempuan sejak dini. Selain itu, pemerintah juga memperluas sasaran penerima Program Keluarga Harapan (PKH), agar setiap anak dari keluarga tidak mampu tetap memiliki akses pendidikan serta kesehatan, baik perempuan maupun laki-laki.

Menteri kelahiran Bandar Lampung, 26 Agustus 1962 ini berharap, dari hasil seminar ini menjadi masukan dalam perumusan kebijakan ekonomi, terutama pada kebijakan-kebijakan terkait pada pemberdayaan perempuan.