KabariNews – Presiden Donald Trump telah secara sistematis merancang tindakan keras terhadap imigrasi semasa 100 hari pertamanya di bawah jabatan — bahkan ketika mahkamah menolak perintah eksekutifnya dan Kongres mendekati kesepakatan yang sia-sia yang akan melarangnya mendanai pembangunan dinding di sepanjang perbatasan di bagian selatan.

Jumlah penahanan mengenai perbatasan A.S.–Meksiko menurun drastis pada bulan Maret hingga level terendah dalam 17 tahun — sebuah petunjuk kuat bahwa retorika anti-imigrasi Trump membuat orang-orang asing yang mungkin dengan cara lain bisa mencoba memasuki Amerika Serikat secara tidak legal. Juga, bagian dari perintah eksekutif yang kurang diketahui yang telah Trump tandatangani pada bulan Januari memberi agen-agen imigrasi federal kewenangan besar untuk secara virtual menangkap imigran tak tercatat mana saja yang mereka temui.

Usaha bisnis yang menggunakan pekerja-pekerja asing, karena cemas jika mereka tidak akan dikecualikan oleh agen federal saat review visa, mulai mencari kemungkinan untuk merekrut tenaga kerja domestik. Kebijakan pelaksanaan Trump pun akan memengaruhi pendidikan yang lebih tinggi, dengan gejala-gejala yang menunjukkan bahwa mahasiswa-mahasiswa asing sedikit kemungkinannya untuk mendaftar ke universitas-universitas dan sekolah-sekolah tinggi di A.S.

Angka-angka awal menunjukkan perubahan itu. ICE menangkap 21.362 imigran dari bulan Januari hingga pertengahan Maret, sebuah peningkatan sebesar 32 persen sepanjang periode yang sama tahun lalu. Perhitungan itu mencakup 5.441 orang-orang non-kriminal, dua kali lipat dari jumlah yang tertangkap satu tahun sebelumnya.

Trump, Sekretaris Departemen Keamanan Tanah Air John Kelly, beserta Jenderal Jaksa Jeff Session semuanya telah mengungkapkan bahwa bagian administrasi akan mengutamakan untuk menargetkan kriminal-kriminal besar.

“Yang menarik di sini adalah seberapa besar perubahan ini nampaknya terdengar retoris,” ucap Cecillia Muñoz, yang merupakan direktur kebijakan domestik untuk Presiden Barack Obama. “Dengan berbicara tangguh, mereka telah melepaskan polisi-polisi yang kini merasa mereka bisa melakukan apa saja yang mereka mau.”

Ancaman deportasi bahkan menghantui Dreamers di program Aksi Tangguhan untuk Kedatangan Masa Kecil. Tindakan itu, diterapkan oleh Obama pada tahun 2012, mengizinkan imigran yang tak tercatat yang dibawa ke A.S. pada usia muda untuk mendaftar keringanan deportasi dan izin kerja.

Baru-baru ini, Juan Manuel Montes, seorang penerima DACA yang telah tinggal di Californa, mengajukan gugatan bahwa ia dideportasi ke Meksiko terlepas dari status DACAnya, menjadi yang berita penyingkiran pertama di bawah administrasi baru. Fakta-fakta dari kasus tersebut tertinggal di persengketaan — DHS mempertahankan agar tidak ada catatan apapun tentang masalah deportasi yang diungkit dan berkeras bahwa Montes pergi meninggalkan A.S. tanpa izin, yang bisa membuat perlindungan DACAnya tidak lagi berlaku.