KabariNews – KJRI New York City menggelar acara malam spesial yang ditunjukan untuk mempromosikan makanan khas Indonesia, yaitu tempe Indonesia.

Acara yang berlangsung pada Januari yang lalu di New York City, Amerika Serikat. Fefe Anggono beserta Konsul Jenderal Republik Indonesia di New York City, Abdulkadir Jailani memberikan kata sambutan yang bagus, singkat, dan juga bermakna dalam.

Dalam kesempatan tersebut akan menjadi acara bersejarah di kota New York City, pasalnya, acara ini menampilkan berbagai makanan Indonesia dan Internasional yang berbasis bahan baku tempe.

Misalnya saja tempe burger, gado-gado tempe, sate tempe, dan lainnya,  semua menu komplit ini didukung oleh berbagai vendor makanan Indonesian Bazaar Group yang dipimpin oleh Fefe Anggono dari Philadelphia, Connecticut, dan juga berbagai tempat di New York City.

Amadeus Driando Adnan, mahasiswa S3 di UMass Amherst bidang biologi, memberikan suatu presentasi yang menarik untuk kancah Internasional mengenai potensi tempe Indonesia, terutama dari segi ekonomi, sustainability, dan bagi kesehatan.

Acara kali ini dihadiri oleh berbagai kalangan Internasional di New York City, dari beberapa orang United Nations, scholars dari Henry Luce Foundation New York City, dan juga semua penggiat makanan / food blogger internasional di New York.

Mereka semua memberikan berbagai pendapat yang positif tentang produk tempe Indonesia. Walaupun waktu itu New York City dihadang oleh hujan badai salju yang mendadak, ternyata antusiasme masyarakat lokal tetap lumayan tinggi.

Acara dikunjungi oleh banyak orang internasional, yang terus ingin datang walaupun di tengah-tengah acara badai salju. Semua orang terkesima dengan presentasi dari Amadeus Driando Adnan, yang kebetulan juga merupakan co-founder dari gerakan Indonesian Tempe Movement, yang diprakarsai oleh Ando panggilan akrab Driando, orang tuanya serta kakeknya.

Semua staf KJRI, vendor makanan, dan juga Indonesian Tempe Movement sangat berharap bahwa tempe akan lebih dikenal dan diakui potensinya di kancah dunia internasional.

Memang, Indonesia adalah negara “tempe”, masyarakat ” tempe yang (dulunya) diinjak-injak,” namun jangan sampai heran kalau ternyata potensi tempe untuk mengubah berbagai tatanan ekonomi dan sustainability (dan juga politik) dunia bisa sangatlah dahsyat dan revolusioner!

Mari kita simak laporan utama dari Kabarinews New York, langsung dengan berbagai interview dari Aryo Wicaksono.

SALAM TEMPE!!