KabariNews – Hampir setiap orang memiliki utang. Dan seringkali terlilit utang, karena tidak memiliki kemampuan untuk membayarnya.  Dikatakan Mike Rini, Perencana Keuangan dari Mitra Rencana Edukasi, jika Anda memiliki utang, akan lebih baik tidak lebih dari 30% dari penghasilan.

Lanjut Rini, hingga saat ini kebanyakan orang menganggap mustahil tidak punya utang. Namun, Rini tidak setuju dengan pernyataan itu. “Itu pola pikir yang salah. Utang itu tidak bisa menjadi senjata utama untuk meraih kesejahteraan finansial. Karena  namanya utang itu kewajiban yang harus Anda bayar. Jika kita sedikit-sedikit mengambil utang, maka itu akan menjadi kebiasaan,” terang wanita kelahiran Jakarta 12 Maret 1974 ini.

Rini menyakinkan bahwa  kita bisa hidup tanpa hutang. Namun, Rini menganjurkan berhutang untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu yang membutuhkan dana besar. “Contoh untuk membeli rumah tinggal kita. Karena harga ratusan juga, dan kalau kita menabung, akan memakan waktu yang lama. Padahal kita perlu rumah sekarang. Nah itu kita bisa mengambil utang. Rumah itu kebutuhan dasar yang harus dimiliki semua orang. Minjam hanya  untuk itu. Atau membeli mobil, karena harganya juga mahal, sementara kita perlu kendaraan untuk aktivitas sehari-hari,” ucap Founder dan CEO PT Mitra Rencana Edukasi.

Rini mengatakan, kalau pun harus berutang, akan lebih baik membeli barang yang menghasilkan aset produktif. “ Aset itu suatu harta yang nilai naik. Maka itu dibenarkan. Aset produktif , contohnya beli rumah, nilai meningkat saat Anda jual. Atau Anda punya emas, kalau tunggu 10 tahun lagi, nilainya naik, “ sambung Rini.

Sayangnya saat ini banyak orang yang berutang untuk aset konsumtif.  “Aset konsumtif itu jika Anda pake, nilai tambahnya kecil. Misalnya  berutang  handphone atau baju, “ kata wanita berhijab ini.

Saat ini makin banyak orang yang berhutang melalui kepemilikan kartu kredit. Dijelaskan Rini, kartu kredit bisa dipunyai dengan satu alasan. “Penting kita punya untuk satu alasan, yaitu emergency atau darurat. Jadi saat kita ga punya uang tunai atau rekening kita di bank mengalami kesulitan untuk di akses, padahal saat itu darurat, maka kita perlu pinjaman siap pakai. Misalnya sedang musibah, kecelakaan. Jadi kita bisa pake kartu kredit untuk mengamtisipasi emergency tadi. Nah masyarakat modern itu, emergency di mall, saat ditawari diskon 50 % atau saat buy one get one atau ditawari makan di resto tertentu, yang tadinya mahal, dapat diskon 30%, Kalau kita ambil kartu kredit untuk keren-kerenan, itu membuat kita konsumtif,” pungkasnya. (Kabari1009/Foto&Video:1008)