Acara fundraising OURF 2016KabariNews – Sepuluh tahun sudah Orang Utan Republik Foundation (OURF) berkarya di bumi Nusantara. Berbeda dengan organisasi konservasi alam pada umumnya, OURF menitikberatkan program kerjanya pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) penduduk, terutama bagi mereka yang hidup di sekitar habitat Orang Utan. Sampai dengan tahun ini, OURF telah berhasil menyalurkan lebih dari 100 beasiswa bagi masyarakat Indonesia melalui program Orangutan Scholarship Program (OCS). Pada tahun ini saja, ada 12 siswa-siswi berprestasi di provinsi Aceh dan Sumatra Utara yang menerima beasiswa tersebut. Melalui program tersebut, organisasi yang didirikan oleh pakar orang utan kenamaan Gary Shapiro ini telah berhasil menelurkan lebih dari 50 sarjana ilmu Biologi, Kehutanan, dan Kedokteran Hewan. Di samping berjuang bagi Orang Utan, mereka juga diharapkan dapat menjadi advokat lingkungan hutan tropis di mana primata langka tersebut tinggal.

Saat ditemui di Los Angeles, Gary mengaku senang dengan kebijakan moratorium lahan sawit yang dicanangkan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo. Menurutnya, langkah tersebut berdampak positif pada masa depan Orang Utan lantaran alih fungsi hutan untuk lahan sawit merupakan salah satu penyebab utama hilangnya habitat Orang Utan. Dalam kunjungannya ke Indonesia kali ini, ia juga memantau langsung perkembangan demonstration plot (demplot) OURF di Bukit Lawang. Di demplot tersebut, warga setempat diberikan penataran dan pelatihan langsung untuk bercocok tanam secara organik dengan berbagai metode yang telah teruji.

Pada kesempatan tersebut, Gary juga mengomentari potensi dan konsep Orang Utan Ecotourism di Tanah Air. Namun, pengamatannya di Taman Nasional Tanjung Puting dan Pusat Orang Utan di Bukit Lawang mengatakan bahwa perkembangan ecotourism Orang Utan di Indonesia mulai membahayakan kelestarian habitat dan kelangsungan hidup Orang Utan. Agar dapat menjadi suatu industri yang berkelanjutan (sustainable), Gary memandang perlu adanya peraturan pemerintah yang membatasi jumlah turis yang bisa masuk ke habitat alami Orang Utan setiap harinya. Meski ecotourism berpotensi menciptakan banyak lapangan pekerjaan di wilayah setempat, ia menekankan pentingnya kesadaran masyarakat akan bahaya serangan dan penularan penyakit dari satwa yang dilindungi tersebut.

Sebagai Presiden OURF, Gary mengaku optimis dengan arah perkmbangan lembaga non-profit yang didirikannya. Selain melanjutkan berbagai program yang sudah berjalan, ia berencana untuk mengembangkan demplot ke lebih banyak desa. Mulai tahun ini, OURF juga bekerja sama dengan The Orangutan Project (TOP) dalam upaya rehabilitasi Orang Utan, patroli hutan, dan perlindungan hutan tropis.